Berikut 3 Kecamatan Penyumbang Ternak Sapi Terbanyak di Lombok Timur
Lombok Timur (NTBSatu) – Hingga saat ini, populasi hewan ternak, khususnya sapi di Kabupaten Lombok Timur tergolong masih tinggi.
Kabid Peternakan pada Dinas Peternakan dan kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Lombok Timur, drh. Zulfan Ashri, mengatakan saat ini jumlah sapi ternak di Lombok Timur mencapai 131.210 ekor.
“Populasi sapi ternak kita masih sangat tinggi. Bahkan selama ini pemenuhan kebutuhan ternak sapi yang disuplai tidak hanya diperuntukkan bagi Lotim saja, tapi se-Pulau Lombok,” kata Zulfan, Jumat, 26 April 2024.
Populasi sapi ternak paling banyak berada di Kecamatan Pringgasela, mencapai 16.710 ekor. Kemudian disusul Kecamatan Terara sebanyak 10.268 ekor, dan Kecamatan Lenek sebanyak 10.168 ekor.
Populasi sapi ternak didominasi oleh jenis sapi Bali. Jenis sapi ini disebut lebih mudah beradaptasi dan lebih mudah bereproduksi. Hal itu pun dapat meningkatkan produktivitas dan keuntungan bagi peternak.
Berita Terkini:
- Perlu Rehabilitasi Irigasi di Desa Lunyuk Rea Sumbawa untuk Menunjang Sektor Pertanian
- Pemprov Segera Tetapkan UMP NTB 2026
- Wabup Edwin Tantang Guru di Lombok Timur Ciptakan Pendidikan Lebih Berdampak
- Aruna Senggigi Raih Dua Penghargaan Kuliner Nasional
“Kalau melihat populasi ternak kita yang mencapai 131.210 ini, maka kebutuhan Idul Adha dipastikan akan terpenuhi,” ucap Zulfan.
Ia mengungkapkan, kebutuhan sapi ternak dari tahun ke tahun terus tinggi. Besarnya angka kebutuhan itu pun dibarengi dengan upaya meningkatkan populasi.
Tahun ini, program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) yang menjadi program unggulan Kementerian Pertanian telah berganti menjadi program Peningkatan Produktivitas Ternak.
Sebelumnya, melalui program Sikomandan, pemerintah memberikan dukungan penuh berupa tunjangan reproduksi dengan penyediaan bahan dan alat peternakan. Misalnya semen beku, N2 cair, kontainer, dan alat lainnya. Serta biaya operasional untuk petugas dalam setiap pelayanan.
“Tapi setelah berganti menjadi peningkatan produktivitas ternak, bantuan itu sudah tidak ada dan dikembalikan ke masing-masing daerah,” ungkapnya. (MKR)



