Mataram (NTBSatu) – Seorang dokter spesialis ortopedi dan traumatologi asal NTB, Fahmi Anshori ikut terlibat sebagai relawan tim medis Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di Jalur Gaza, Palestina pada bulan Maret-April 2024.
Bertugas selama 17 hari di wilayah paling berbahaya di dunia itu, dr. Fahmi bersama 10 rekannya berhasil melewati tantangan yang menegangkan di Gaza. Ia pun telah pulang ke tanah air tanggal 3 April 2024 dan sudah berada di Mataram.
Ditemui NTBSatu, pada Rabu, 17 April 2024, dr. Fahmi mengatakan, tak cukup hanya modal semangat saja ketika akan berangkat bertugas ke Gaza. Melainkan, harus memiliki persiapan yang matang dari segala aspek.
Sebab, perjalanan dari Indonesia menuju Gaza itu cukup sulit. Harus melalui jalur udara selama 12 jam dari Indonesia ke Mesir. Begitu sampai Mesir, tak bisa langsung melanjutkan perjalanan darat ke Gaza, menunggu terlebih dahulu selama tiga minggu.
“Kami menunggu tiga minggu di Mesir itu hampir bosan dan menyerah. Ada yang ingin pulang, merasa capek menunggu karena jauh dari keluarga. Ditambah dengan makanan dan budaya yang berbeda, serta suhu ikum beda dengan Indonesia,” ungkap dr. Fahmi.
Berita Terkini:
- Polres Sumbawa Amankan 2 Kilogram Sabu, Tiga Terduga Pelaku Ditangkap
- Kontribusi NTB ke PDB Nasional Rp90,05 Triliun, Sektor Pariwisata dan Pertanian Harus Dioptimalkan
- Penyaluran KUR di NTB Capai Rp5,3 Triliun hingga November 2024
- Profil ANTV, Satu Grup dengan TVOne hingga PHK Massal di Akhir 2024
“Apalagi kami sedang meninggalkan pekerjaan, berat rasanya bagi kami ketika posisi itu,” sambungnya.
Walaupun dikaluti rasa cemas saat itu, ia bersama rekannya tetap memutuskan untuk maju melanjutkan misi kemanusian tersebut.
Akhirnya, mereka diizinkan menuju perbatasan Rafah untuk ke Gaza. Perjalanan ditempuh selama enam jam dan terdapat tujuh military check point, dua di antaranya semua tim harus turun dari kendaraan untuk menjalani proses pengecekan.