Kota Bima (NTBSatu) – Sebagian besar petani jagung yang berada di Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, terancam gagal panen.
Kepala Desa Punti, Ijlam mengatakan, sekitar 100 hektare lahan jagung yang ada di Kecamatan Soromandi, terutama di Desa Punti terancam gagal panen, lantaran cuaca yang tak menentu mengakibatkan suplai air berkurang.
“Di Soromandi lebih-lebih di Desa Punti untuk tahun ini terancam gagal panen. Bahkan, karena tidak ada lagi yang diharapkan, ada petani yang tanam dua sampai tiga kali dalam satu petak,” kata Ijlam dikonfirmasi NTBSatu, Jumat, 22 Maret 2024.
Di tengah ancaman gagal panen, masyarakat juga mengeluhkan harga jual jagung yang merosot. Di mana pada bulan Januari hingga Februari kemarin, harga jagung di Kabupaten Bima khususnya sekitar Rp8.400 per kilogram. Sementara saat ini, hanya dibandrol dengan harga Rp4.000 per kilogramnya.
“Jadi kita harap jangan terlalu menurun harganya, walaupun masyarakat mendapatkan hasilnya sedikit,” ujarnya.
Berita Terkini:
- Tersangka Dugaan Korupsi Rp8,2 Miliar KUR BSI Ditahan di Lapas Lombok Barat
- DPRD Sarankan Pemkot Mataram Pertimbangkan Pisah dari PT AMGM
- Kabur 4 Bulan, Tersangka Korupsi Dugaan Korupsi KUR BSI Rp8,2 Miliar Serahkan Diri ke Jaksa
- Catatan Suram Korupsi di NTB, 80 Kasus Selama Tiga Tahun Terakhir
Sementara itu, salah seorang petani jagung asal Desa Punti, Kecamatan Soromandi, Agusalim mengatakan, potensi gagal panen tersebut tak hanya terjadi di Bima. Namun, hampir sebagian besar petani jagung di Pulau Sumbawa mengalami hal yang sama.
“Tapi ada daerah tertentu juga yang kondisi tanamannya bagus, seperti di Kecamatan Donggo bagus cuacanya. Soromandi dan Dompu juga sebagian masih ada yang bagus,” kata Agus kepada NTBSatu, Kamis, 21 Maret 2024 malam.
Agus menyampaikan, kondisi cuaca yang buruk mengakibatkan suplai air berkurang menjadi faktor utama adanya potensi gagal panen tersebut.