“Jadi kita berharap problematika produksi garam di Kabupaten Bima itu bisa teratasi. Salah satunya melalui peningkatan produk dengan pola diversifikasi ini,” terangnya.
Adapun pembangunan pabrik dengan kapasitas 10.000 ton per tahun ini, merupakan bagian dari upaya Pemerintah Pusat untuk memaksimalkan potensi garam di NTB, sebagai salah satu penyangga garam nasional.
Sehingga mereka mendorong bagaimana nilai tambah garam ini bisa dioptimalkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui bantuan rencana pembangunan pabrik pengolahan garam di Kabupaten Bima.
Berdasarkan data Dislutkan NTB, produksi garam di NTB mencapai lebih dari 100.000 ton per tahunnya. Sementara konsumsi hanya 46.000 ton per tahun. Artinya, setiap tahun garam NTB mengalami surplus kurang lebih 100.000.
“Oleh karena itu untuk memaksimalkan potensi surplus itu perlu dilakukan diversifikasi produknya. Jadi kita melakukan olahan sesuai standar konsumsi,” ujarnya.
Berita Terkini:
- Semarak HUT ke-52, PDI Perjuangan NTB akan Kunjungi Pejuang Partai Hingga Gelar Mimbar Demokrasi
- Johan Rosihan Cek Pemagaran Laut di Tangerang, Sebut Berpotensi Melanggar Hukum
- KPK Sebut 885 Tambak Udang di NTB Beroperasi Secara Ilegal
- Terdakwa Pembunuhan Istri di Lombok Timur Dituntut Hukuman Mati
Hadirnya pabrik garam ini juga akan menumbuhkan UMKM di bidang garam karena mereka bisa memasok produk garam ke pabrik.
“Sebenarnya ini kan barang yang akan dihibahkan kepada koperasi di sana. Nanti koperasi itu di bawah kendalinya kita, semua akan melakukan kemitraan dengan lembaga yang profesional khususnya BUMD baik provinsi maupun kabupaten,” tutupnya. (MYM)