“Selain tiga ruang lingkup itu untuk aktivitas kegiatan yang lain, ada pihak lain yang bisa memfasilitasi. Seperti, pihak hotel, tempat-tempat acara perkawinan, aula. Tetapi, kalau masih milik pemerintah, ya memang tidak boleh memfasilitasi kegiatan kampanye maupun politik,” tambahnya.
Sabarudin juga menyampaikan, awalnya dirinya hanya mendapatkan pemberitahuan dari Kepala Tata Usaha (TU) Taman Budaya Provinsi NTB bahwa ada seorang Anggota DPRD Provinsi NTB, H. Bohari Muslim yang ingin mengecek gedung. Namun, belum diketahui pada waktu itu akan digunakan untuk kegiatan apa.
“Setelah dicek, diinformasikan mau dipakai tanggal 19 Desember 2023. Kepala TU saya kasi informasi, kalau tanggal segitu Gedung Tertutup sedang dipakai oleh TVRI NTB, yang kosong Arena Terbuka saja,” ujarnya.
Tidak berselang lama, lanjutnya, Kepala TU Taman Budaya langsung dikirimi surat permohonan penggunaan Taman Budaya Provinsi NTB oleh Bohari Muslim.
“Dibacalah sama Kepala TU saya surat yang dikirimkan itu melalui WhatsApp dengan format PDF. Kepala TU saya kira dari DPRD NTB, ternyata setelah melihat kop suratnya dari Tim Pemenangan Daerah Anies-Muhaimin NTB. Kebetulan hari Minggu, 17 Desember 2023 diterimanya,” kata Sabarudin.
Berita Terkini:
- Heboh Gendang Belek Lombok Dimainkan dalam Masjid Jadi Kontroversi
- Kebakaran Dahsyat Los Angeles, Pemuka Agama Kaitkan Kejahatan Genosida di Palestina
- Iqbal Targetkan Kota Tua Ampenan Menuju Status Situs Warisan Dunia UNESCO
- Rocky Gerung Minta Pemerintah Lakukan Riset Ilmiah Buntut Simpang Siur Pemilik Pagar Laut
Langsung pada hari Senin, 18 Desember 2023, dirinya bersama Kepala TU berkoordinasi dengan Dinas Dikbud NTB. Sebab, surat permohonan yang dikirimkan oleh Tim Pemenangan Daerah Anies-Muhaimin NTB itu ditujukan kepada Pj Gubernur NTB NTB Cq. Kepala Dinas Dikbud NTB.
“Ternyata di Dinas Dikbud NTB sampai sekarang juga belum menerima surat permohonannya. Jadi, secara izin pun belum ada sehingga kami tidak dapat memperbolehkan juga,” tuturnya. (JEF)