Mataram (NTBSatu) – Kepala Taman Budaya Provinsi NTB, Sabarudin mengklarifikasi tempatnya sempat menjadi lokasi kampanye salah satu Calon Presiden (Capres), yakni Anies Baswedan.
Diketahui, Anies pada hari ini, Selasa, 19 Desember 2023 akan melakukan kegiatan kampanyenya di Lombok. Salah satu kegiatannya, yaitu Desak Anies yang rencananya digelar di Arena Terbuka Taman Budaya Provinsi NTB.
Poster informasi mengenai kegiatan Desak Anies di Mataram itu pun telah banyak beredar sejak hari Minggu, 17 Desember 2023. Namun, pada Senin, 18 Desember 2023 kegiatan tersebut pindah lokasi ke AMANAH Food Court di depan Universitas Mataram.
Kepindahan lokasi kegiatan ini menimbulkan banyak pertanyaan. Sebab, diduga ada usaha penghalangan dalam pelaksanaan kampanye Capres yang diusung Partai Nasdem, PKB, dan PKS itu. Bahkan, diduga ada pengarahan dari pimpinan tertinggi pemerintah untuk melarang kegiatan Desak Anies di Taman Budaya Provinsi NTB.
Sabarudin yang ditemui NTBSatu di ruangannya, Selasa, 19 Desember 2023 membantah semua dugaan tersebut. Pihaknya menegaskan, kegiatan Desak Anies di Taman Budaya Provinsi NTB tidak jadi murni karena aturan larangan kampanye, bukan karena ada arahan untuk melarang kampanye dilaksanakan di sana.
Berita Terkini:
- Pejabat Teras Ummat Diduga Terlibat Skandal, Mahasiswa Desak Dipecat
- “Panaskan Mesin”, Prodi PGSD Tamsis Hadirkan Guru Besar UAD di Gelaran Kolokium Pengembangan Dosen
- Era Baru Garuda, Patrick Kluivert Nahkodai Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2026
- Rumpun Bambu Longsor di Perbatasan Klungkung-Gianyar, Akses Jalan Lumpuh
“Tidak ada arahan untuk melarang dilaksanakan di Taman Budaya. Ini murni karena aturan larangan kampanye, bahwa Taman Budaya merupakan fasilitas pemerintah dan dilarang berkampanye di sana,” jelasnya.
“Sehingga kami sebagai ASN pun berdasarkan aturan, tidak boleh memfasilitasi kegiatan politik seperti itu. Tidak boleh,” tegasnya.
Terlebih lagi, kata Sabarudin, Taman Budaya ini dibangun sebagai fasilitas publik yang dimiliki pemerintah untuk ruang lingkup pendidikan, kebudayaan, dan kesenian.