Mataram (NTBSatu) – Presiden RI, Joko Widodo mengungkapkan kekhawatirannya terkait keringnya peredaran uang akhir-akhir ini.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia, uang beredar dalam arti luas (M2) hanya tumbuh 3,4 persen (year on year) pada Oktober 2023, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,0 persen.
Diketahui, pertumbuhan tersebut adalah yang terendah dalam sejarah Indonesia.
Anjloknya uang beredar juga diperparah dengan pertumbuhan kredit yang jalan di tempat serta Dana Pihak Ketiga (DPK).
Data BI menunjukkan peredaran uang pada Oktober 2023 tercatat sebesar Rp8.505,4 triliun.
Berita Terkini:
- Polres Sumbawa Amankan 2 Kilogram Sabu, Tiga Terduga Pelaku Ditangkap
- Kontribusi NTB ke PDB Nasional Rp90,05 Triliun, Sektor Pariwisata dan Pertanian Harus Dioptimalkan
- Penyaluran KUR di NTB Capai Rp5,3 Triliun hingga November 2024
- Profil ANTV, Satu Grup dengan TVOne hingga PHK Massal di Akhir 2024
Perlambatan terjadi disebabkan oleh pertumbuhan uang kuasi 7,8 persen yoy pada Oktober 2023, setelah bulan sebelumnya tumbuh 8,4 persen yoy pada September 2023.
Uang kuasi dalam nominal tumbuh secara bulanan sekitar Rp43 triliun dari Rp3.744,8 triliun pada September 2023 menjadi Rp3.787,3 triliun pada Oktober 2023 yang didominasi oleh simpanan berjangka (rupiah dan valas).