Turunnya jumlah uang beredar juga diperparah dengan pertumbuhan kredit yang jalan di tempat serta dana pihak ketiga (DPK).
Penghimpunan DPK secara total hanya tumbuh 3,9 persen yoy menjadi Rp7.982,3 triliun dengan didominasi oleh simpanan berjangka sebesar Rp2.982,9 triliun atau tumbuh 6,9 persen yoy pada Oktober 2023.
Jokowi mengatakan ada indikasi yang mengarah pada pembelian instrumen yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
“Jangan-jangan terlalu banyak yang di pakai untuk membeli SBN atau terlalu banyak yang dipakai untuk membeli SRBI atau SVBI. Sehingga yang masuk ke sektor riil berkurang,”paparnya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di Kantor Pusat BI, Jakarta, dikutip Sabtu, 2 Desember 2023.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini risau akan makin keringnya likuiditas di perbankan karena bisa mengganggu sektor riil, terutama dalam penyaluran kredit.
Berita Terkini:
- Senator Evi Apita Maya Komitmen Perjuangkan PPS
- Distanbun NTB Gelar Pelatihan Petani Kawasan Cabai
- Distanbun NTB Terima Kunker Pemprov Kalimantan Selatan Bahas Seputar Pupuk
- Hakuna Matata Pilkada
Terpantau pertumbuhan kredit cenderung stagnan pada Oktober 2023 tercatat sebesar 8,7 persen pada periode yang sama ditahun sebelumnya. Dan angka tersebut adalah yang terendah dalam sejarah Indonesia.
“Saya mengajak seluruh perbankan harus hati-hati tapi tolong lebih di dorong lagi kreditnya, terutama bagi UMKM,” pinta Jokowi. (STA)