“Tim kajian wolbachia juga melibatkan 19 orang pakar independen lainnya yang berasal dari kalangan perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga swadaya masyarakat, dan kementerian,” jelas Nadia.
Nadia melanjutkan, Metode wolbachia untuk penanggulangan Demam Berdarah Dengue tersebut merupakan pertama kali dilakukan di Yogyakarta. Sehingga nantinya bisa diujicobakan ke daerah lain, yakni Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang, dan Kota Bontang.
Berita Terkini:
- Nahkodai DPW PAN NTB, Konsolidasi Jadi Misi Perdana LAZ
- HKB 2025 di NTB: BNPB Tebar Ribuan Bibit Pohon, Mitigasi Bahaya Tsunami Kota Mataram
- Prediksi Ilmiah Final El Clasico Copa Del Rey 2025, Benarkah Barca Lebih Unggul?
- Ahsanul Khalik: Mengabdi dengan Hati, Memimpin dengan Solusi
Ia kemudian menerangkan hasil kajian risiko yang dilakukan oleh tim pakar independen untuk penelitian teknologi Aedes aegypti ber-Wolbachia.
“Hasilnya itu menunjukkan bahwa teknologi wolbachia ini masuk pada risiko sangat rendah, di mana dalam 30 tahun ke depan peluang peningkatan bahaya (cause more harm) dapat diabaikan (negligible),” pungkasnya. (WIL)