Mataram (NTBSatu) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meminta masyarakat untuk tidak panik terhadap lonjakan kasus Covid-19 yang saat ini menghantam Singapura.
Kemenkes menyebut mayoritas masyarakat Indonesia telah divaksin sehingga telah mempunyai kekebalan komunitas.
Diketahui, kasus covid-19 varian KP.1 dan KP.2 di Singapura terus meningkat sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi negara tetangga.
Bahkan, varian KP ini sudah masuk Malaysia, Thailand dan Kamboja. Lantas, apakah Indonesia akan membatasi perjalanan ke Singapura?
“Berdasarkan penilaian risiko yang ada saat ini, belum ada urgensi untuk melakukan pembatasan perjalanan dari atau ke Singapura,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Mohammad Syahril dalam siaran pers yang diterima Senin, 27 Mei 2024.
Ia menyebut, situasi transmisi Covid-19 masih terkendali meskipun ada lonjakan kasus sehingga pembatasan mobilitas dan aktivitas masyarakat dirasa belum diperlukan.
“Situasi transmisi Covid-19 masih terkendali. Jadi, sekarang ini belum memerlukan pembatasan mobilitas dan aktivitas masyarakat meskipun ada lonjakan kasus,” ungkapnya.
Berita Terkini:
- Aliansi Paguyuban Gelar Aksi Simbolik di Depan Polda NTB, Menduga Kematian Brigadir Nurhadi Campur Tangan Atasan
- 38 Delegasi dari 28 Negara Jajaki Kuliner – Pariwisata NTB
- Hindari Praktik Percaloan, DPRD NTB Usulkan Seleksi Terbuka Kepala SMA dan SMK
- Apresiasi Menag RI ke Kemenag NTB: Pelayanannya Memuaskan!
- Potensi Perang Nuklir India Vs Pakistan, Ini Perbandingan Kekuatan Kedua Negara
Selain itu, Kemenkes melalui Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) pun selalu melakukan skrining untuk pelaku perjalanan. Salah satunya, dengan menerapkan kegiatan surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI) di pintu masuk Indonesia.
Menurutnya, masih ada kemungkinan munculnya varian atau subvarian baru yang berpotensi menyebabkan peningkatan kasus atau kematian.
Masyarakat pun diimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti cuci tangan, menggunakan masker bila sakit termasuk di kerumunan/alat angkut.
Selain itu, masyarakat diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
“Nggak perlu terlalu panik. yang penting kalau ada demam, batuk, langsung tes saja. Tes bisa rapid test, bisa PCR. kan sekarang sudah banyak. Dan kalau positif ya istirahat,” pungkasnya. (STA)