Mataram (NTBSatu) – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengungkapkan, masih banyak anak Indonesia yang kesulitan mengakses pendidikan. Terutama, bagi yang tinggal di wilayah perbatasan.
Risma mencontohkan, seperti yang terjadi di Pulau Bertam, Riau dan Pulau Nunukan, Kalimantan Utara. Sebab, di kedua pulau itu, anak sekolah ketika ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya harus berpindah ke pulau sebelah. Bahkan, kata Risma, ada yang harus indekos dekat sekolah.
“Anak-anak sekarang beda dengan zaman saya. Bagaimana tentang keamanan mereka, kalau mereka harus terpisah dengan orang tuanya, sementara dengan menggunakan alat tranpostasi kapal,” ujarnya, dikutip dari tempo.co, Selasa, 14 November 2023.
Berita Terkini:
- Survei PRESiSI: Elektabilitas Najmul – Kus Jauh Tinggalkan Dua Pesaingnya
- Survei SPIN: Elektabilitas Muchsin Effendi – Junaidi Arif Lewati Najmul – Kus di Pilkada Lombok Utara
- Enam Ekor Sapi Warga di Bima Tersambar Petir, Kerugian Capai Rp30 Juta
- Pengamat Prediksi AQUR akan Menang di Pilkada Kota Mataram
Selain itu, Risma juga menemukan di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, anak SD yang ingin sekolah ke SMP harus terbang. Sebab, satu-satunya akses menuju sekolahnya hanya dengan pesawat terbang.
“Hal itu menjadi masalah yang harus kita pikirkan,” tuturnya.
Risma juga turut menyinggung permasalahan di Kepulauan Mapia, Papua yang aksesnya sulit. Akses yang tersedia hanya perjalanan laut yang perlu ditempuh selama 19 jam dengan KRI Wahidin Sudirohusodo.
Pihaknya pun telah memberikan memberikan bantuan perbaikan sekolah dan puskesmas yang bahan dan peralatannya diangkut dengan kapal.
“Saya juga akan menugaskan beberapa staf menangani daerah perbatasan ini, terutama untuk data kependudukan dan sebagainya. Nanti kita akan bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PPPA, dan kementerian lainnya,” tutup Risma. (JEF)