Mataram (NTBSatu) – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengungkapkan, masih banyak anak Indonesia yang kesulitan mengakses pendidikan. Terutama, bagi yang tinggal di wilayah perbatasan.
Risma mencontohkan, seperti yang terjadi di Pulau Bertam, Riau dan Pulau Nunukan, Kalimantan Utara. Sebab, di kedua pulau itu, anak sekolah ketika ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya harus berpindah ke pulau sebelah. Bahkan, kata Risma, ada yang harus indekos dekat sekolah.
“Anak-anak sekarang beda dengan zaman saya. Bagaimana tentang keamanan mereka, kalau mereka harus terpisah dengan orang tuanya, sementara dengan menggunakan alat tranpostasi kapal,” ujarnya, dikutip dari tempo.co, Selasa, 14 November 2023.
Berita Terkini:
- Setelah Brigadir Nurhadi, Kini Muncul Kematian Janggal Anggota TNI AU Asal NTB
- Promo Gila Digimap, Harga iPhone 13 dan 15 Turun Drastis Hingga Rp5 Juta
- Tuai Banyak Kritikan, Mori Hanafi Pastikan NTB Tetap Jadi Tuan Rumah PON 2028: Kesiapan Venue 80 Persen
- Mau Jadi Pengurus Koperasi Merah Putih? Ini Syarat dan Susunannya
Selain itu, Risma juga menemukan di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, anak SD yang ingin sekolah ke SMP harus terbang. Sebab, satu-satunya akses menuju sekolahnya hanya dengan pesawat terbang.
“Hal itu menjadi masalah yang harus kita pikirkan,” tuturnya.
Risma juga turut menyinggung permasalahan di Kepulauan Mapia, Papua yang aksesnya sulit. Akses yang tersedia hanya perjalanan laut yang perlu ditempuh selama 19 jam dengan KRI Wahidin Sudirohusodo.
Pihaknya pun telah memberikan memberikan bantuan perbaikan sekolah dan puskesmas yang bahan dan peralatannya diangkut dengan kapal.
“Saya juga akan menugaskan beberapa staf menangani daerah perbatasan ini, terutama untuk data kependudukan dan sebagainya. Nanti kita akan bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PPPA, dan kementerian lainnya,” tutup Risma. (JEF)