“Di tahun 2022 tumbuh 6,95 persen melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,31 persen. Derajat kemandirian fiskal NTB juga terus membaik. Kontribusi PAD terhadap APBD tahun 2022 sebesar 43,23 persen dibanding tahun 2021 sebesar 35,45 persen,” terangnya.
“Jadi proporsi PAD dan Pendapatan Transfer sudah hampir berimbang,” sambungnya.
Lebih lanjut, mengenai proyek tahun 2023 yang masih banyak yang belum dikerjakan, ia mengaku sependapat dengan hal itu. Oleh karenanya, ia mendorong agar Pj Gubernur NTB dapat mengerjakan seluruh proyek yang belum terselesaikan itu.
Berita Terkini:
- Izin Jalan Ribuan Sapi Bima Belum Keluar, Peternak Desak Gubernur NTB Segera Carikan Solusi
- Ibunda Bimbim Meninggal Dunia, Ini Lagu Haru Slank yang Terinspirasi Olehnya
- Profil Bunda Iffet Ibu Bimbim, Sosok Penting Penyelamat Slank dari Keterpurukan
- Ratusan Peserta Ikuti Rally Rumble 2025, Ajang Tenis Terbesar di Mataram
“Terkait masih adanya proyek di tahun 2023 yang belum dieksekusi, saya juga sependapat supaya itu segera dikerjakan,” katanya.
Diketahui, E-Monev Provinsi NTB dimana dari 82 proyek strategis tahun 2023, sampai menjelang akhir tahun ini atau memasuki Triwulan IV anggaran pada Oktober ini, masih tersisa 41 proyek yang belum dikerjakan. Dari angka 41 proyek itu, 30 proyek belum mengajukan tender dan 11 baru selesai tender.
Disisi lain, Sambirang pun tak menampik, kritikan itu bukan hanya ditujukan kepada Zul – Rohmi, akan tetapi sekaligus ditujukan kepada Pj Gubernur NTB, dimana sebelumnya Lalu Gita merupakan Sekretaris Daerah (Sekda) NTB dimasa Zul-Rohmi.
“Kita tunggu aja bagaimana Pj Gubernur menyikapi kritik ini. Apakah Pj Gubernur akan tersenyum saja atau panik. Saya yakin beliau punya prinsip dan penilaian tersendiri yang lebih objektif. Karena beliau ada di dalam dan menjadi bagian dari pemerintahan Zul Rohmi,” tandasnya. (ADH)