Mataram (NTBSatu) – Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi turut mengomentari lonjakan suara PSI dan Gelora yang dinilai tidak wajar.
“Ternyata bukan hanya PSI, tapi juga Gelora yang mengalami penambahan suara tak wajar,” tulisnya di akun X, seperti dilihat Sabtu 2 Maret 2024.
Atas kondisi kenaikan suara PSI dan Gelora yang secara tiba-tiba, Burhanuddin lalu mencolek sikap partai politik lain.
“Bagaimana sikap partai-partai lain? Kayak adem-adem aja,” singgungnya.
Dalam cuitan lainnya, ia membandingkan naik turunnya suara pada setiap partai dengan suara PSI dan Gelora. Ia memberi contoh kalau PKB naik turun suaranya smooth sejak awal. Demikian juga dengan partai-partai lain, namun agak berbeda dengan PSI dan Gelora yang meledak tiba-tiba.
Berita Terkini:
- Connie Bakrie Serahkan Dokumen Pembubaran PDIP dan Isu Kapolri ke DPP
- Setelah Antrean Panjang, Kini Izin Jalan Belum Keluar, Peternak ‘Ngamuk’ di Gili Mas
- Bank NTB Syariah Targetkan Direksi Berpengalaman Lewat Seleksi Terbuka
- Gubernur NTB Resmi Gelar Mutasi Hari Ini, Sejumlah Pejabat Digeser
“Sementara perolehan suara PSI ‘meledak’ hanya dlm beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini,” tulis Burhanuddin.
Untuk diketahui, bila merujuk hasil quick count sebelumnya, PSI hanya mendapat suara kurang dari ambang batas yang ditentukan yaitu 4 persen. Bila hal ini benar terjadi otomatis PSI terancam tak lolos mendapat kursi di Senayan.
Namun, berdasar Real Count Pemilu Legislatif (Pileg) KPU hingga Sabtu 2 Maret 2024, suara PSI melesat sampai ke 3 persen lebih. (ADH)