Mataram (NTB Satu) – Potensi ekspor produk kerajinan NTB terutama kerajinan ketak sangat baik. Selama ini, ketak dikirim ke berbagai negara di dunia antara lain ke Amerika Serikat dan Belanda.
Salah satu perusahaan eksportir besar kerajinan di Yogyakarta yang bekerja sama dengan sejumlah pembeli di Amerika dan Eropa yaitu PT Indo Risakti, di Jalan Ringroad Manding RT 06 Trirenggo, Bantul Yogyakarta.
Beragam jenis hasil kerajinan dekorasi rumah selama ini dikirim ke berbagai negara. Salah satu di antaranya produk hasil kerajinan ketak yang diambilnya di perajin/pengepul di Lombok.
Direktur PT. Indo Risakti, Windu Sinaga mengatakan, sejak tahun 2014 lalu sudah membangun kemitraan dengan salah satu suplayer kerajinan ketak di Lombok. Meski saat ini belum terlalu besar permintaan ketak, namun cukup diminati pembeli.
“Sekali ambil ratusan biji dari Lombok, karena pembeli kadang-kadang minta produk dengan bahan baku seperti ini (ketak). Itu yang kami penuhi, karena dari pada mereka datang, lumayan biaya,” katanya.
Windu menyebut, berbagai jenis kerajinan ketak didatangkan dari Lombok, seperti keranjang, tempat buah, atau hiasan lapis meja menggunakan bahan baku ketak dan pernak pernik hiasan meja.
Kerajinan ketak yang diterima sudah hampir jadi, atau sekitar 80 persen jadi. Di rumah produksinya, kerajinan ketak ini dipoles, dikombinasikan lagi kemudian menjadi barang kerajinan bernilai jual tinggi dan siap ekspor.
“80 persennya sudah jadi dari sana (Lombok), 20 persennya dipoles disini sebelum di ekspor,” Jelas Windu.
Di rumah produksinya ini, Windu hanya menerima berbagai jenis hasil kerajinan dari berbagai penyuplai sudah dalam bentuk setengah jadi.
“Kalau kami yang buat dari awal, ndak mampu. Karena harus memenuhi permintaan dengan cepat. Makanya kami terima produk sudah setengah jadi,” demikian ujar Windu.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Heru Saptaji menegaskan terus mendorong peningkatan ekspor produk nontambang dari Nusa Tenggara Barat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia akan melakukan pendampingan dan mendorong peningkatan produksi dan kualitas komoditas potensial ekspor NTB pada 2023 ini. Di antaranya, vanili, kopi robusta, sarang burung wallet, tuna, udang vanname, lobster, rumput laut, mutiara, dan ketak.
“Tahun 2023 kami menargerkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen sampai 7,2 persen. Salah satu caranya dengan mendorong kemandirian eksportir lokal terhadap komoditas unggulan yang ada di NTB. Kami ingin para eksportir kita langsung ekspor dari NTB. Agar nilai tambahnya lebih besar didapat. Makanya kita kawal komoditas unggulan NTB dari hulu, hingga hilir, sampai pengembangan jaringan pasar,” pungkas Heru Saptaji. (ABG)