Mataram (NTB Satu) – 15 Industri Kecil Menengah (IKM) produsen sambal beserta turunannya didampingi oleh Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Provinsi NTB bersama IWAPI Kabupaten Lombok Timur. Pendampingan IKM Sambal itu merupakan proyek percontohan untuk memenuhi standar ekspor.
Sebanyak 15 IKM sambal itu berada di Kabupaten Lombok Timur. Selanjutnya ditargetkan pembinaan ke kabupaten lainnya di Pulau Lombok dan Sumbawa. IWAPI juga didukung oleh Bank Indonesia, dan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.
Ketua IWAPI Provinsi NTB, Hj. Baiq Diyah Ratu Ganefi beserta rombongan berkoordinasi langsung dengan Bupati Lombok Timur, H. Sukiman Azmy untuk melakukan pembinaan bersama-sama.
“Kami sudah berdiskusi langsung dengan bapak bupati Lombok Timur, kita juga didukung oleh Bank Indonesia, perizinan-perizinan dan legalitas lainnya dapat dimudahkan untuk memenuhi standar ekspor,” jelas Ratu Ganefi.
Ratu Ganefi mengatakan, sambal bisa dijadikan salah satu produk untuk unggulan, karena potensi Lombok Timur khususnya sebagai penghasil bahan baku cabai. Selama ini pengolahan cabai sangat minim dilakukan, petani hanya menjualnya begitu saja secara gelondongan.
Pada waktu-waktu tertentu, harga cabai juga melambung karena terbatasnya produksi dan stok. Cabai juga menjadi komoditas hortikultura yang sangat rawan menyumbang inflasi.
“Untuk itu, cabai ini harus diolah menjadi sambal, atau produk turunan lainnya. Dikemas dengan kemasan yang bisa tahan lama. Sehingga masa simpannya lama dan dapat digunakan sewaktu-waktu,” jelas Ratu Ganefi.
Selain itu, cabai dapat dijadikan aneka sambal untuk kebutuhan sendiri, maupun oleh-oleh. Dengan dikemas dan memenuhi standar, pangsa pasarnya akan semakin terbuka, baik di dalam daerah sendiri, domestik, maupun pasar internasional.
“Kita bisa menjadikan cabai dan produk turunannya sebagai salah satu komoditas ekspor. Kita mengarah ke sana, karena di luar negeri pangsa pasar kita juga terbuka,” imbuhnya.
Ratu Ganefi memberi contoh misalnya di Turki peluang pemasaran sambal sangat terbuka. Alasannya, tidak sedikit wisatawan Indonesia yang berwisata ke Turki. Keberadaan para wisatawan domestik ini di negara dua benua itu tentunya membutuhkan kuliner khas Nusantara selama mereka melakukan kunjungan wisata.
“Ada banyak restoran dan rumah makan Indonesia di Turki. Ini bisa jadi peluang yang kita kejar untuk ekspor sambal jadi. IWAPI juga sudah melakukan pertemuan dengan Duta Besar Indonesia di Turki, Lalu. M. Iqbal, beliau sangat senang akan membantu komoditas-komoditas NTB khususnya untuk dipasarkan ke Turki,” imbuhnya.
Ratu Ganefi berharap, pelatihan dan pendampingan sambal dan turunannya yang dilakukan perdana di Lombok Timur, diharapkan akan memberi nilai tambah yang lebih besar kepada IKM, petaninya, dan seluruhnya yang terkait. (ABG)