Mataram (NTB Satu) – Dalam rangka terus mengembangkan pariwisata NTB dan mendukung gelaran World Superbike (WSBK) Mandalika 2022, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui Dinas Pariwisata NTB menyiapkan lahan seluas 2 hektare untuk 150 tenda Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) di sekitar area Pertamina Mandalika International Circuit.
Kepala Dinas Pariwisata NTB, H. Yusron Hadi mengatakan, 150 tenda untuk UMKM tersebut disediakan secara gratis pada saat gelaran WSBK Mandalika 2022. Oleh karena itu, Yusron menantang para pelaku UMKM untuk hadir dan mempromosikan barang dagangannya di gelaran WSBK Mandalika 2022.
Dinas Pariwisata NTB bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparakraf) telah menggelar pelatihan pemasaran digital sub-sektor unggulan pada 3 hingga 4 November 2022 kepada sekitar 50 Aparatur Sipil Negara (ASN) di kabupaten dan kota di NTB.
“Bila mempromosikan sektor ekonomi kreatif ke luar negeri, tentu akan menghabiskan anggaran yang tidak sedikit. Oleh karena itu, mari manfaatkan gelaran WSBK Mandalika 2022, mumpung masyarakat dunia menjadikan NTB sebagai perhatian,” ujar Yusron, Minggu, 6 November 2022.
Yusron memaparkan, dahulu pariwisata di NTB terkenal melalui destinasi di Senggigi, Lombok Barat. Kini, hal tersebut telah bergeser ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang perlahan-lahan menjadi episentrum baru pariwisata di NTB, yang memilki ikon pariwisata olahraga atau sport tourism.
“Perubahan ini turut memberi dampak bagi industri pariwisata. Pemerintah maupun pelaku usaha jasa pariwisata sudah seharusnya mengubah orientasi sasaran wisatawan, yaitu dari lokal dan domestik, berubah menjadi mancanegara,” sebut Yusron.
Selain itu, hotel-hotel di Pulau Lombok dan Sumbawa pun harus memiliki kualitas pelayanan kelas internasional. Termasuk dengan kinerja pramuwisata serta ASN. Seluruh pihak dalam sektor pariwisata mesti bervisi pariwisata internasional.
“Pemerintah harus mengikuti alur perubahan pariwisata. Terlebih, banyak destinasi di NTB yang masih mengharapkan pemerintah sebagai garda terdepan untuk memajukan sektor pariwisata,” beber Yusron.
Hal tersebut membuat ASN di seluruh kabupaten dan kota di NTB harus memiliki kapasitas, kapabilitas, serta wawasan pariwisata dengan standar internasional. Maka, ASN dapat ikut memandu sektor pariwisata menjadi standar internasional.
Untuk meningkatkan kemampuan ASN, Dispar NTB berkolaborasi dengan Kemenparekraf. Salah satu hal yang telah dipelajari dalam pelatihan tersebut terkait cara untuk mem-branding. Menurut Yusron, branding merupakan satu poin yang sangat krusial bagi sektor pariwisata.
“Apabila branding tidak terbentuk, maka jangan harap orang-orang akan datang. Branding bukan saja soal penampakan secara fisik, melainkan unsur rasa juga diperlukan. Pariwisata yang merupakan bisnis hospitality, harus diimbangi dengan branding yang memunculkan rasa aman dan nyaman bagi wisata,” jelas Yusron.
Yusron menyarankan agar memaksimalkan pemasaran digital. Sebab, hal tersebut merupakan poin krusial yang sangat penting untuk dikembangkan. Yusron meyakini bahwa pariwisata di NTB akan makin berkembang seiring dengan melandainya persebaran Pandemi Covid-19.
“ASN yang telah dilatih, diharapkan dapat menjadi duta bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah masing-masing serta dapat melakukan transfer ilmu yang diperoleh selama pelatihan,” pungkas Yusron. (GSR)