Daerah NTB

Ditemukan Gumpalan Es di Sembalun, Disebut Akibat Suhu Udara Terendah Tahun ini

Mataram (NTB Satu) – Semakin mendekati puncak musim kemarau, suhu udara di Provinsi NTB semakin dingin dari sebelumnya terlebih pada malam hari. Kondisi ini semakin terasa Senin, 25 Juli 2022 pagi, suhu udara di Kota Mataram mencapai suhu 17 derajat celsius, jauh di bawah suhu terendah biasanya yang berada di atas 20 derajat celsius.

Kondisi lebih ekstrem lagi terjadi di wilayah Sembalun Lawang, Lombok Timur. Suhu pagi hari di Desa tersebut mencapai 9 derajat celsius. Bahkan di atas Bukit Savana Dan Daun, para pendaki menemukan embun di bagian tenda mereka membeku jadi es. Hal itu mengindikasikan bahwa suhu udara di bukit tersebut mencapai 0°C.

IKLAN

Berdasarkan catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi (Staklim) Lombok Barat, suhu udara rata-rata di NTB pada Senin, 25 Juli 2022 mencapai 16,6 derajat celcius. Suhu udara ini tercatat sebagai suhu rata-rata terendah selama tahun 2022.

Prakirawan BMKG Staklim Lombok Barat, Nindya Kirana mengatakan, penyebabnya masih sama dengan suhu dingin beberapa minggu belakangan ini yakni angin monsoon Australia yang membawa udara kering bersifat dingin berhembus menuju Asia. Dinginnya udara tersebut dikarenakan saat ini Australia sedang memasuki musim dingin atau winter season.

“Saat musim puncak kemarau di NTB sekitar Juni dan Agustus, sedang aktif monsoon Australia atau angin timuran. Karena tekanan udara di Australia lebih tinggi dari Asia, sehingga angin bertiup dari Australia ke Asia melewati Indonesia,” jelas Nindya Kirana, Senin, 25 Juli 2022.

Selain itu, juga disebabkan tutupan awan yang mulai sedikit saat musim kemarau. Saat siang hari, matahari akan terasa terik dan menyengat karena sedikitnya tutupan awan. Karena pada saat itu gelombang pendek yang terpancar dari matahari akan terserap sempurna oleh permukaan bumi.

IKLAN

Namun saat tiba malam hari yang cerah dan tidak terdapat tutupan awan, gelombang panjang akan terpancarkan seluruhnya ke angkasa tanpa adanya pantulan kembali oleh awan, sehingga suhu akan terasa lebih dingin dari biasanya. (RZK)

IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button