Mataram (NTB Satu) – Kabar terbaru dari kasus tenggelamnya kapal cepat pengangkut 30 orang PMI asal Lombok, tekong yang memberangkatkan berhasil dilacak. Kabar lainnya, sosok mayat di temukan saat proses pencarian tujuh orang yang dinyatakan hilang.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB terus memonitor perkembangan pencarian Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang jadi korban kapal tenggelam di Batam, Kepulauan Riau.
Kepala Dinas Nakertrans Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi mengatakan, tujuh orang dari 30 orang CPMI yang diangkut menggunakan kapal nahas ini masih dalam pencarian.
Sementara 23 orang CPMI yang berhasil selamat saat ini masih dalam proses pemulihan trauma (trauma healing) di Markas Lanal Batam. Aryadi menerangkan, pihaknya sudah mendapatkan informasi satu jenazah telah ditemukan.
“Tapi belum berani dipastikan, saya juga belum bisa memastikan. Apakah mayat yang ditemukan ini benar bagian dari korban kapal tenggelam tersebut atau tidak. Karena tidak ada identitasnya. Masih belum bisa dibuktikan,” katanya.
Gede menambahkan, ia menerima laporan pengaduan dari tiga keluarga dari Kabupaten Lombok Tengah. Tiga keluarga ini melaporkan keluarganya yang hendak ke Malaysia, dan belum ada kabar sampai saat ini.
“Nama ketiga yang dilaporkan ini juga tidak ada dalam daftar 23 orang yang selamat tersebut. Ini yang kami masih koordinasikan juga,” katanya.
Gede menambahkan, ia juga sudah mendapat kabar dugaan siapa dalang yang merekrut CPMI dari Lombok. Informasi yang didapat, bahwa oknum tekong/calo yang merekrut dan memberangkatkan para CPMI ini adalah warga Lombok yang tinggal di Batam.
“Orang ini sempat pulang ke Lombok dan merekrut orang untuk diberangkatkan. Ada juga informasi, ada 12 orang yang diberangkatkan dalam satu kapal. Kenyataannya ada 30 orang. Informasi ini juga masih didalami,” imbuhnya.
Gede Aryadi mengatakan, terhadap 23 orang yang selamat, nantinya akan dipulangkan oleh BP2MI. Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah juga sudah diberikan laporan. Direktif kepala daerah adalah perioritaskan penanganan yang selamat untuk mendapatkan pemulihan psikologis.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan kabupaten/kota untuk mencaritahu informasi kepada warganya, bila ada yang keluarga-keluarga yang belum mendapatkan kabar atas keluarganya yang berangkat ke Malaysia baru-baru ini.
Ia juga meminta kerjasama dengan masyarakat untuk berani melapor, dan terbuka agar memudahkan kerja aparat.
“Harus ada yang berani lapor, siapa yang merekrut, kalau tidak ada yang melapor, bagaimana aparat bisa bergerak cepat,” demikian Gede Aryadi.
Seperti diketahui, BP2MI Mataram mendapatkan laporan telah terjadi kecelakaan laut di perairan pulau Putri Batam pada tanggal 16 Juni 2022, sekitar pukul 19.30 WIB. Laka laut speed boat diduga membawa sekitar 30 orang CPMI yang akan masuk ke Malaysia secara ilegal. Berhasil diselamatkan sejumlah 23 orang. PMI yg diselamatkan seluruhnya berasal dari NTB. Saat ini berada di Mako Lanal Batam. (ABG)