Daerah NTB

Di Periode Musim Kemarau Masih Terjadi Hujan, Ini Penjelasan BMKG

Mataram (NTB Satu) – Curah hujan di wilayah NTB pada dasarian II bulan Mei 2022 hampir seluruhnya berada pada kategori rendah yaitu 0 – 50 mm/dasarian hingga menengah di angka 51-150 mm/dasarian. Namun pada dasarian III Mei 2022, hujan dengan intensitas lebih dari 20 mm/dasarian diprakirakan masih berpeluang terjadi hampir di seluruh wilayah NTB dengan peluang lebih dari 60%, kecuali di bagian tengah Pulau Lombok.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Cakra Mahasurya Atmojo Pamungkas dalam rilisnya Jumat 20 Mei 2022 mengatakan, peluang hujan dengan intensitas lebih dari 50 mm/dasarian diprakirakan berpotensi sangat rendah terjadi di sebagian wilayah NTB yaitu di sebagian Lombok Barat, sebagian Sumbawa, dan sebagian Kabupaten Dompu dan Bima dengan peluang di bawah 20%.

Ia mengatakan, di periode musim kemarau ini masyarakat perlu tetap mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang, mengingat masih adanya peluang hujan. Masyarakat di NTB juga dapat memanfaatkan peluang adanya hujan ini dengan melakukan penampungan air guna mengantisipasi musim kemarau ini khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan.

“Tetap perhatikan informasi BMKG guna mengantisipasi dampak bencana maupun kerugian dalam perencanaan kegiatan anda,” pesan Cakra Mahasurya.

Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB umumnya dalam kategori sangat Pendek (1 – 5 hari). Namun masih ada hujan sampai updating yang terjadi di wilayah Lombok bagian barat dan Sumbawa bagian barat. Sedangkan HTH terpanjang terpantau terjadi di wilayah Madapangga Kabupaten Bima dan Rensing Kabupaten Lombok Timur, sepanjang 30 hari.

Diterangkannya, kondisi dinamika atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO berada pada kondisi La Nina Moderat (indeks ENSO : -1.27). ENSO sendiri merupakan pergeseran periodik sistem atmosfer samudra di Pasifik tropis yang berdampak pada cuaca di seluruh dunia. BMKG memprakirakan kondisi ENSO berangsur netral hingga hangat pada Juni, kemudian anomali negatif (dingin) menguat hingga November 2022.

“Sedangkan Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi IOD Netral yang diperkirakan akan menuju IOD Negatif pada Juni – Desember 2022. Saat ini, angin timuran terpantau sudah mulai mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia. Pada bulan Mei – Juni 2022 Monsun Australia diprediksi tetap aktif dan mendominasi seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya. (ZSF)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button