Daerah NTB

Curah Hujan Berkurang, NTB Menuju Puncak Musim Kemarau

Mataram (NTB Satu) – Curah hujan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Juli 2022 semakin berkurang. Kondisi ini menandakan wilayah NTB menuju puncak musim kemarau.

Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada dasarian II Juli 2022, curah hujan di wilayah NTB hampir seluruhnya didominasi kategori rendah yaitu <10 mm/dasarian. Namun terdapat beberapa wilayah dengan intensitas hujan 21 – 50 mm/dasarian yang terjadi di sebagian wilayah Lombok Utara dan sebagian wilayah Sumbawa bagian Selatan.

Peluang curah hujan pada dasarian III Juli 2022 sudah mulai berkurang. Peluang curah hujan dengan intensitas <20 mm/dasarian terjadi merata di seluruh wilayah NTB dengan probabilitas >80%.

“Curah hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Santong, Kabupaten Lombok Utara dan Pos Hujan Lunyuk di Kabupaten Sumbawa sebesar 29 mm/dasarian,” ujar Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB, Angga Permana.

Secara keseluruhan sifat hujan pada dasarian II Juli 2022 di wilayah NTB didominasi kategori Bawah Normal (BN), namun sifat hujan Atas Normal (AN) juga terjadi di sebagian Kabupaten Lombok Barat bagian Utara, sebagian Kabupaten Lombok Utara, sebagian wilayah Kabupaten Sumbawa bagian selatan, serta sebagian kecil wilayah Bima dan Dompu bagian selatan.

Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut–turut (HTH) Provinsi NTB umumnya dalam kategori sangat pendek (6 – 10 hari) hingga menengah (11 – 20 hari). Namun di sebagian wilayah sudah terpantau HTH dengan kategori sangat panjang (31 – 60 hari). Hal itu menjadi satu tanda akan datangnya puncak kemarau.

“HTH terpanjang terpantau terjadi di wilayah Perigi, Kabupaten Lombok Timur, sepanjang 47 hari (sangat panjang),” imbuh Angga.

Peringatan dini kekeringan meteorologis pada level “SIAGA” terdapat di Kecamatan Wawo, Bolo, Woha (Kabupaten Bima), Kecamatan Pringgabaya, Sambelia, dan Suela (Kabupaten Lombok Timur), Kecamatan Buer (Kabupaten Sumbawa), Kecamatan Maluk (Kabupaten Sumbawa Barat). Sementara itu pada level “WASPADA” terdapat di Kecamatan Bolo dan Kilo (Kabupaten Dompu), Kecamatan Soromandi (Kabupaten Bima), Kecamatan Praya Timur (Kabupaten Lombok Tengah), Kecamatan Sakra Barat (Kabupaten Lombok Timur, serta Kecamatan Pemenang (Kabupaten Lombok Utara).

“Masyarakat perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, hingga suhu dingin yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari. Namun demikian, masyarakat juga tetap perlu mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem bersifat lokal seperti terjadinya angin kencang dan hujan yang terjadi secara tiba-tiba,” tutupnya. (RZK)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button