Mataram (NTB Satu) – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB tidak mengetahui adanya kerja sama sister province antara Pemerintah Provinsi NTB dengan North Territory (NT) Australia. Padahal bidang pendidikan merupakan salah satu sektor kerja sama sister province tersebut.
Kepala Dinas Dikbud NTB, H. Aidy Furqan mengaku tidak pernah mendapatkan informasi mengenai penandatanganan kesepakatan tersebut, padahal Dinas Dikbud NTB merupakan aktor terdepan dalam pengaturan regulasi pendidikan di NTB.
“Saya baru dengar ini (kerja sama sister province), belum tahu saya. Biasanya kalau bidang pendidikan saya diajak,” ujarnya pada Kamis, 31 Maret 2022.
Sebelumnya, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah bersama Administrator North Territory (NT) Australia, Vicky O’Halloran telah menandatangani Letter of Intens (LoI) secara virtual untuk jalinan kerja sama sebagai Sister Province, di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB, Senin, 28 Maret 2022 lalu.
Sektor kerja sama sister province mencakup empat bidang yakni pariwisata, pendidikan, industri, perdagangan, dan investasi.
Aidy menyebutkan, program kerja sama NTB dengan Australia di bidang pendidikan yang telah berjalan yaitu Program Kemitraan Sekolah BRIDGE Australia-Indonesia. Kerja sama itu sudah ada sejak tahun 2017. Program tersebut bertujuan untuk membangun hubungan antara guru dan pelajar Australia dan Indonesia, meningkatkan kapasitas guru, pemahaman pertukaran budaya, kompetensi global, dan keahlian penggunaan teknologi baru untuk kolaborasi berkelanjutan.
Di NTB sendiri, sekolah yang merasakan manfaat program tersebut yaitu SMAN 5 Mataram.
“Kita itu ada program BRIDGE Indonesia-Australia, NTB dapat di SMAN 5 Mataram. Kita minta diperbanyak, tetapi pihak Australia masih punya keterbatasan tenaga,” imbuh Aidy.
Menurut Aidy, dampak dari program BRIDGE tersebut sangat bagus bagi sektor pendidikan di NTB. Salah satunya semakin banyak pelajar asal NTB yang berkuliah di Luar Negeri, khususnya Australia.
“Luar biasa hasih kerja sama itu, banyak sekali dari anak-anak kita itu termotivasi untuk kuliah di luar negeri, bahkan diterima,” pungkasnya. (RZK)