KEPALA Laboratorium Hepatika Bumi Gora, Prof. Dr. Mulyanto yang menginisiasi riset dan penelitian untuk menciptakan alat rapid test antigen yang diberi nama NTB Unram (Enram) menjelaskan, setelah membuat alat rapid test antibody bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada dan Padjajaran yang dinamai RIGHA, Hepatika ditantang oleh Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah untuk membuat inovasi menciptakan alat rapid test antigen bekerjasama dengan Universitas Mataram (Unram).
Tantangan Gubernur NTB meyakinkan Laboratorium Hepatika untuk terus berikhtiar melakukan penelitian dan riset. Dari usaha tersebut, menghasilkan produk rapid test antigen untuk Covid-19. ‘’Kami yang mempoduksi produk, kemudian hasilnya dievaluasi oleh Unram,’’ jelas Mulyanto dalam keterangan pers bersama Gubernur NTB, Kamis, 25 Februari 2021.
Produk karya putra NTB ini telah melalui proses seperti validasi dan uji lainnya. Untuk menguji akurasinya alat ini dibandingkan dengan sampel virus menggunakan PCR dan anti virus yang telah beredar atau komersil lainnya.
Hasilnya, kata Profesor Mulyanto, sangat memuaskan. Sensivitasnya dan spesifitasnya lebih baik dari salah satu alat tes cepat yang beredar di pasaran. Akurasi alat ini sensivitasnya sekitar 91 persen, dengan spesifitasnya sekitar 96 persen. Artinya, dapat mendeteksi paling tidak dari 100 pasien positif, sejumlah 91 orang yang dapat dideteksi dengan produk ini.
‘’Kalau tidak dapat dideteksi dengan alat ini, artinya jumlah virusnya sangat rendah dan tidak menular,’’ katanya. Dibanding dengan produk lain ada yang sensivitasnya 80 persen. Produk ini juga merupakan hasil dari uji coba dengan dua produk alat komersial sebagai pembanding. ‘’Namun lebih bagus kita,’’ tegasnya.
Selain itu juga, alat ini tergolong murah dengan harga kurang lebih Rp 100.000,- dan dapat langsung mendapatkan hasil sekitar 15 menit. ‘’Pembuatan alat bahannya sama dan cepat, lebih mudah dibanding dengan membuat alat sebelumnya,’’ ujar Mulyanto.
Senada dengan Profesor Mulyanto, Tim Peneliti dari Rumah Sakit Unram, Muhammad Rizki, menjelaskan bahwa hasil uji validasi yang dilakukan Unram dengan membandingkan sampel yang sama dengan produk komersial menunjukan bahwa hasil yang positif pada produk komersial juga positif pada produk Lab Hepatika. Dan sebaliknya, hasil negatif pada produk komersial tersebut, menunjukan hasil negatif juga pada produk Hepatika.
Ia juga menjelaskan, bahwa sebelum dilakukan penelitian lebih lanjut dibandingkan dengan tes PCR, Lagi-lagi hasilnya tetap konsisten. Jadi dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas produk hepatika tidak kalah dengan produk komersil lainnya.
“Artinya, hasil deteksi produk komersial, dapat dideteksi oleh produk yang dikembangkan oleh Hepatika,” katanya. (r)