Mataram (NTBSatu) – Keberadaan Warung Kopi Cetol di Pasar Gondanglegi, Kabupaten Malang, menuai kontroversi. Warung tersebut menjadi sorotan usai penggerebekan polisi karena diduga menjadi modus praktik prostitusi terselubung.
Dalam video yang viral di media sosial, mayoritas pengunjung warung adalah remaja, termasuk pelajar. Mirisnya, lokasi warung tersebut hanya berjarak kurang dari 50 meter dari Masjid Jami’ Gondanglegi.
Selain itu, wilayah pasar ini dikenal berada di kawasan pusat pendidikan berbasis pesantren, menambah kecaman publik terhadap keberadaan warung tersebut.
Menanggapi temuan itu, Anggota DPRD Jawa Timur, Puguh Wiji Pamungkas, menyatakan keprihatinannya. Ia menilai praktik semacam ini mencoreng citra kawasan religius seperti Gondanglegi. Puguh mendesak Satpol PP dan aparat hukum bertindak cepat menutup operasional warung tersebut.
“Kehadiran warung dengan modus seperti ini tidak pantas beroperasi, terlebih di kawasan yang dekat dengan lembaga pendidikan dan tempat ibadah. Aparat harus segera menindak tegas,” tegasnya sebelum aparat melakukan penggerebekan, dikutip dari postingan Instagram @malangraya_info, Sabtu, 4 Januari 2024.
Sebelumnya, penggerebekan dilakukan oleh pihak kepolisian setelah mendapat laporan dari masyarakat setempat. Warung Kopi Cetol dituding memanfaatkan kedok penjualan minuman untuk aktivitas ilegal seperti prostitusi. Menurut laporan warga, lokasi ini telah lama menjadi tempat berkumpulnya anak muda dengan kegiatan yang mencurigakan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak berwenang tengah mendalami kasus tersebut untuk mengidentifikasi siapa saja yang terlibat dan memastikan pemberantasan praktik semacam ini di wilayah Malang.
Keberadaan warung seperti ini menciptakan keresahan warga Gondanglegi, terlebih karena banyak pelajar diduga terlibat. Warga berharap aparat hukum tidak hanya menutup warung tersebut, tetapi juga melakukan edukasi dan pengawasan di lingkungan sekitar agar kejadian serupa tidak terulang. (*)