Mataram (NTB Satu) – Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di NTB setiap tahunnya meningkat. Namun, angka RLS tersebut masih rendah dari target yang ditetapkan United Nations Development Programme (UNDP), yakni 15 tahun.
Rendahnya angka RLS di NTB ini pun diakui Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah. “Angka Rata-rata Lama Sekolah masih tergolong rendah di NTB,” ungkap Rohmi, Kamis, 6 April 2023 saat menghadiri Musyawarah Wilayah (Muswil) Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah VIII B-NTB.
Dikarenakan masih rendah, kata Rohmi, maka ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemda dan pihak terkait lainnya. “Ini menjadi PR kita, sehingga yang perlu dipikirkan adalah bagaimana masyarakat NTB tingkat pendidikannya tinggi,” jelasnya.
Rohmi menambahkan, peningkatan angka RLS dapat dilakukan dengan peran dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
“PTN dan PTS memiliki peran penting sebagai mitra pemerintah dalam peningkatan angka RLS. Maka, kita perlu saling menguatkan satu sama lain, berkolaborasi, untuk meningkatkan kualitas kita,” ujar Rohmi.
Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, angka RLS Provinsi NTB mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2021 sebesar 7,38 tahun, lebih tinggi dari tahun 2020, yakni 7,31 tahun.
Kemudian, tahun 2022 meningkat kembali, menjadi 7,61 tahun. Angka 7,61 tahun tersebut menunjukkan bahwa Rata-rata Lama Sekolah penduduk NTB setara dengan kelas 2 SMP.
Masih rendahnya angka tersebut akan berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di NTB. Sebab, rata-rata lama sekolah ini menjadi salah satu dari tiga bagian pembentuk IPM. (JEF)