Pendidikan

Muhammadiyah Larang Seluruh PTMA Beri Gelar Profesor Kehormatan

Jakarta (NTBSatu) – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melarang seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA), memberikan gelar profesor kehormatan. Larangan tersebut disampaikan langsung Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir.

“Pesan kami dari PP Muhammadiyah, PTMA jangan ikut-ikutan kasih gelar profesor kehormatan. Karena profesor itu melekat dengan profesi dan institusinya, itu jabatan,” jelasnya, mengutip situs resmi Muhammadiyah, Jumat, 11 April 2025.

Kendati belum ada surat keputusan, ia mengharapkan pesan tersebut sebagai perintah Ketua Umum PP Muhammadiyah demi marwah dan kekuatan PTMA.

Haedar menambahkan, hingga saat ini seluruh PTMA telah memiliki 431 profesor.

“Dengan bertambahnya guru besar, harus berdampak signifikan bagi kualitas keunggulan dan peran strategis perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah,” katanya.

IKLAN

Haedar juga membeberkan sudah ada 20 PTMA yang memiliki fakultas kedokteran, 14 PTMA di antaranya terakreditasi unggul.

Sedangkan PTMA lain yang belum terakreditasi unggul, tetap diperbolehkan karena perguruan tinggi di luar Jawa masih diizinkan memiliki fakultas kedokteran tanpa harus terakreditasi unggul.

“Taruhlah nanti sampai 20 yang akreditasinya unggul. Nah, keunggulan standar dari institusi harus berbanding lurus dengan keunggulan kualitatif dalam peningkatan catur dharma perguruan tinggi. Sekaligus peran dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan bangsa untuk membangun peradaban,” tambahnya.

Impian Tembus 200 Peringkat Dunia

Haedar turut menyoroti pentingnya PTMA meningkatkan kualitas dan kontribusi terhadap masyarakat. Sebab, masih banyak Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia termasuk PTMA belum mampu menembus daftar 200 peringkat universitas dunia.

“Universitas Indonesia itu di peringkat 206. Selebihnya ada yang 400, 300, 500, dan di bawah 1.000, PTMA di 1.200-an,” sebutnya.

“Malaysia ada tiga yang masuk 200 ranking dunia, Universiti Malaya di 65. Kemudian Universiti Putra Malaysia di 158, dan Universiti Kebangsaan Malaysia di 159, Singapura jelas masuk,” ucapnya menambahkan.

Lebih lanjut, ia mengatakan tren baru menunjukkan sejumlah perguruan tinggi di beberapa negara Timur Tengah masuk 200 peringkat universitas dunia. Di antaranya, Arab Saudi terdapat dua universitas serta Qatar dan Uni Emirat Arab masing-masing satu universitas.

Ia menerangkan, dua negara di Amerika Latin yakni Brasil dan Meksiko pun bisa masuk daftar 200 peringkat universitas dunia.

“Jadi bahwa kita harus bekerja keras hanya untuk masuk standar world univerisity rankings. Artinya bahwa biarpun di dalam negeri kita merasa besar, tapi di konteks dunia kita ketinggalan,” tutup Haedar. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button