Mataram (NTBSatu) – Aliansi mahasiswa dan pemuda Desa Kala, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima menggelar aksi damai terkait dugaan korupsi, Senin, 29 Juli 2024. Aksi tersebut berlangsung di depan Kantor Balai Desa Kala.
Massa aksi yang terdiri dari mahasiswa dan pemuda Desa Kala itu berkumpul menyampaikan tuntutannya. Hanya saja, aksi damai tersebut malah berujung ricuh.
“Awalnya kami hanya menyampaikan tuntutan terkait dugaan korupsi yang terjadi di Desa Kala. Namun, situasi tiba-tiba berubah, ketika aparat pemerintah desa (pemdes) terlibat langsung dalam tindakan represif terhadap massa aksi,” jelas salah satu peserta aksi, Aditya kepada NTBSatu, kemarin.
Mereka yang menggelar aksi damai pun terkejut adanya tindakan represif dari oknum aparat pemerintah desa. Alhasil, beberapa peserta aksi mengalami luka-luka.
“Ada beberapa teman-teman massa aksi pada bagian lehernya terlihat bekas tangan mencekik, seperti goresan,” tambah Aditnya.
Alhasil, aliansi mahasiswa dan pemuda desa tersebut mengecam tindakan dugaan kekerasan okum pemdes kepada peserta aksi damai.
“Kami mengecam tindakan tersebut sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan meminta pertanggungjawaban dari pihak berwenang,” tegas Aditya.
Ia juga meminta agar pihak berwenang, yakni kepolisian untuk segera melakukan investigasi independen untuk mengungkap fakta dari dugaan kekerasan tersebut.
“Agar memastikan keadilan bagi semua pihak yang terdampak. Serta, harapannya ada langkah-langkah konkret untuk mencegah terulangnya tindakan kekerasan serupa di masa depan,” pungkasnya.
