Kota Bima (NTBSatu) – Pemerintah Kota (Pemkot) Bima melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Koperindag), mengungkap alasan di balik langkanya gas elpiji 3 kilogram di Kota Bima.
Menurut Kepala Dinas Koperindag Kota Bima, Tafsir A. Majid, kelangkaan gas elpiji 3 kilogram ini, salah satunya disebabkan karena ada kekeliruan perhitungan kuota yang dibutuhkan antara Pemkot Bima dengan pihak Pertamina.
“Ada kuota yang sudah tercatat di data kita yang belum terdistribusikan. Termasuk yang dua hari saat tanggal merah kemarin tidak ada dilakukan pendistribusian, karena itu aturan nasional juga,” kata Tafsir dikonfirmasi NTBSatu, Kamis, 21 Maret 2024.
Kelangkaan gas elpiji ini berimbas pada naiknya harga jual yang dimainkan oleh kalangan pengecer. Padahal, harga jual di pangkalan resminya sendiri, tidak ada yang mencapai di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Ini nakalnya itu dari pengecer, yang ambil dari pangkalan,” ujarnya.
Berita Terkini:
- Ummat Resmikan Fakultas Kedokteran, Hanya Terima 50 Mahasiswa Tahun 2025
- Raffi Ahmad Bagikan Momen Main Catur Bareng Presiden Prabowo di Kartanegara
- Pemkot Mataram Berikan Layanan Toilet Portabel Gratis
- Tangisan Wali Kota Illiza Mengetahui Banyak Warganya Terpaksa “Open BO” karena Ekonomi
Sebagaimana kabar dan keluhan masyarakat perihal mahalnya harga gas elpiji 3 kilogram itu, Diskoperindag Kota Bima sudah dua kali turun langsung ke lapangan untuk memastikan itu.
Pertama turun langsung bersama staf Diskoperindag dan kedua menggandeng pihak Kepolisian dan TNI.
“Ada 10 titik pangkalan tempat staf saya turunkan. Tidak ada pangkalan yang jual dengan harga di atas HET,” ungkapnya.
Terhadap kelangkaan dan mahalnya harga gas elpiji ini, Tafsir mengaku sudah bertemu dengan dua agen yang ada di Kota Bima.
Dalam hal ini, ia memberikan peringatan kepada mereka untuk membina dan menegur pangkalan yang menjual gas elpiji 3 kilogram di atas HET.
“Kalau saya temukan ada salah satu pangkalan yang menjual elpiji di atas harga HET saya akan adili mereka, dan saya akan memberikan pembinaan dan teguran keras kepada mereka,” terangnya.
“Mereka pun mengaku siap, karena ini masalahnya sudah menjadi isu yang luar biasa di masyarakat,” sambungnya. (MYM)