Kota Bima (NTBSatu) – Memasuki hari ke-10 Bulan Ramadan, harga beras di Kota Bima terpantau belum juga turun.
Di Pasar Ama Hami Kota Bima contohnya, beras masih dijual dengan harga Rp17.000 per kilogramnya.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Koperindag) Kota Bima, Tafsir A. Majid, juga membenarkan hal tersebut. Kenaikan harga beras sudah berlangsung kurang lebih dua Minggu.
“Awalnya harga beras ini tidak naik-naik dari harga Rp15.000. Tapi belum sampai tiga Minggu dengan ini harganya melonjak sampai Rp17.500 hingga Rp18.000 Sekarang sudah turun menjadi Rp17.000,” kata Tafsir dikonfirmasi NTBSatu, Kamis, 21 Maret 2024.
Tafsir menjelaskan, kenaikan harga beras ini tak hanya terjadi di Kota Bima. Melainkan seluruh Indonesia.
Berita Terkini:
- Kapal Rute Poto Tano – Pelabuhan Kayangan Kandas, Seluruh Penumpang Selamat
- UMP NTB Naik Jadi Rp2,6 Juta, Pj Gubernur Beraharap tak Ada PHK
- Pj Gubernur NTB Panggil Kadis Dikbud, Sebut Kabid SMK Berpotensi Dicopot
- Kabid SMK Dikbud NTB Ancam Kontraktor Sebelum Diduga Terima Pungli Rp50 Juta
Walaupun, dibeberapa wilayah di Kota Bima dan Kabupaten Bima sudah ada yang panen. Namun, hal tersebut belum secara langsung bisa menurunkan harga di pasar.
“Belum ada berpengaruhnya terhadap harga hari ini. Masalahnya, berdasarkan perhitungan Bulog dan Kementan, misalkan kita panen hari ini satu bulan ke depan baru bisa jadi beras. Jadi ada proses pasca-panen, artinya tidak ada pengaruh terhadap itu,” jelasnya.
Namun demikian, lanjut Tafsir, pihaknya dalam hal ini Pemkot Bima akan gencar melakukan operasi pasar murah untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Selain itu, Pemkot Bima juga berusaha untuk mensubsidi atau mengintervensi harga beras di pasar dengan menggunakan Biaya Tak Terduga (BTT).
“Kami lagi berusaha untuk mensubsidi dengan menggunakan dana BTT, bahkan kami lagi dalam proses. Sudah saya buat perencanaannya tinggal dibahas oleh tim sembilan. Kira-kira seperti apa polanya nanti,” pungkasnya. (MYM)