Mataram (NTB Satu) – Selama terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan angin dan naiknya gelombang laut beberapa minggu terakhir, membuat pengunjung di Pantai Ampenan, Kota Mataram langsung sepi. Terlebih setelah rusaknya tanggul yang menjadi selasar pengunjung akibat dihantam gelombang tinggi pada Jumat pekan kemarin.
Sejak itu, kata pemilik lapak bernama Yani, penghasilan para pedagang anjlok. Bahkan mereka cukup kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya untuk makan sehari-hari.
“Biasanya dapat Rp300 ribu sehari, kalau sekarang dapat Rp50 ribu atau Rp20 ribu sudah bersyukur,” ucap Yani saat membuka lapaknya, Selasa, 3 Januari 2023.
Sedangkan bantuan yang diharapkan dari pemerintah hingga saat ini tidak kunjung datang. Bantuan berupa 2 kilogram beras untuk masing-masing KK hanya datang dari Yayasan Perkasa yang berbasis di sekitar lokasi.
“Kita sangat berharap adanya bantuan pemerintah, walaupun sekilo, dua kilo beras, yang penting ada kita pakai makan sehari-hari,” ucap Yani dengan mata berkaca-kaca.
Berdasarkan pantauan NTB Satu pada hari yang sama, hanya beberapa lapak yang beroperasi. Banyak dari mereka yang memilih tutup karena sepi dan menghindari resiko bencana yang bisa menimbulkan kerugian materi lebih banyak lagi.
“Kalau saya sih tetap buka, karena makan dari sini (jualan). Mau tidak mau saya harus pantang mundur,” tutur Yeni dengan haru.
Permintaan terakhirnya, agar Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram dapat segera memperbaiki tanggul yang patah akibat gelombang tersebut. Agar pengunjung yang yang datang merasa aman dan terhindar dari risiko tanggul yang ambruk. (RZK)