Diskominfotik SumbawaSumbawa

Pemkab Sumbawa Dukung Pande Besi Talwa Jadi Produsen Alat Pascapanen Tembakau

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Desa Talwa di Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa terkenal dengan sentra pande besi atau tukang besi. Pande besi dinilai sebagai salah satu rantai usaha yang disorot adalah kebutuhan alat perajang tembakau.

Selama ini banyak petani bergantung pada produk dari luar daerah. Padahal Sumbawa memiliki Dusun Talwa yang sejak lama sebagai sentra pande besi.

Keahlian masyarakat Talwa berpotensi untuk menjadi produsen alat pascapanen seperti tembakau. Sehingga, nilai tambah komoditas tersebut dapat pelaku lokal nikmati langsung.

Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa, Adi Nusantara menegaskan, penguatan keterampilan pande besi bukan sekadar pembinaan. Langkah ini bertujuan menghubungkan kemampuan tradisional masyarakat dengan peluang pasar yang nyata.

IKLAN

“Kalau alat perajang bisa dibuat oleh pengrajin kita sendiri, perputaran ekonominya tetap di Sumbawa. Ini yang ingin kita dorong,” katanya pada Rabu, 19 November 2025.

Ia menilai, pengembangan industri turunan tembakau dapat memperkuat ekonomi daerah karena melibatkan banyak pihak. Ada petani, pengolah, pengrajin besi, hingga pelaku usaha kecil lainnya.

“Peningkatan kualitas produk dan dukungan kebijakan daerah. Rantai usaha tembakau diharapkan tidak hanya bertaha. Tetapi tumbuh menjadi sektor yang lebih menguntungkan,” ucapnya.

Wabup Ansori Dorong Penguatan Ekonomi Talwa

Senada dengan itu, Wakil Bupati (Wabup) Sumbawa, Drs. H. Mohamad Ansori menyebut, tembakau selama ini terkenal dari hasil daun keringnya. Padahal komoditas ini sebenarnya menyimpan rantai usaha yang jauh lebih menjanjikan jika terkelola secara menyeluruh.

Kabupaten Sumbawa memiliki lahan tembakau mencapai 314,86 hektare dan tersebar di enam kecamatan. Ada Kecamatan Alas, Buer, Moyo Hilir, Lunyuk, Labangka, dan Tarano.

Ansori menilai, potensi ekonomi tidak hanya berhenti pada penjualan daun. Ada peluang besar pada industri turunannya mulai dari alat pascapanen, pengolahan, hingga produk pendukung yang petani tembakau butuhkan.

“Tembakau ini bukan hanya soal panen. Ia punya ekosistem usaha yang panjang. Kalau kita mampu masuk ke produk turunannya, manfaat ekonominya akan lebih luas bagi masyarakat,” katanya.

Wabup Ansori mengatakan, tembakau harus dilihat sebagai sumber ekonomi yang lebih luas. Bukan sekadar komoditas musiman.

“Kita harus membangun dari hulu hingga hilir. Bukan hanya menjual daun, tetapi ikut menciptakan nilai tambahnya,” tegasnya.

Ia berharap, program ini menjadi langkah awal untuk memperluas peran masyarakat Sumbawa dalam industri turunan tembakau. Kemudian membuka peluang pendapatan baru dan memperkuat ekonomi lokal secara berkelanjutan. (*)

Berita Terkait

Back to top button