HEADLINE NEWS

31 Kali Gempa Vulkanik dan 56 Kali Gempa Tektonik Saat Erupsi Gunung Sangeangapi

Jakarta (NTBSatu) – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menaikkan status aktivitas Gunung Sangeangapi. Dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada), setelah mencatat peningkatan signifikan pada aktivitas kegempaan sejak Sabtu 1 November sampai Sabtu 22 November 2025.

Menurut Kepala PVMBG P. Hadi Wijaya, pola peningkatan aktivitas kegempaan terlihat jelas dalam tiga pekan terakhir. Keputusan ini berlaku mulai 22 November 2025 pukul 06.00 WITA.

“Aktivitas kegempaan Gunung Sangeangapi pada periode 1–22 November 2025 menunjukkan pola peningkatan yang cukup signifikan,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Data PVMBG mencatat lonjakan terutama pada Gempa Hembusan yang mencapai 43 kali kejadian pada 18 November 2025.

Selain itu, terekam 5 kali Gempa Tornillo, 25 kali Gempa Vulkanik Dalam, 6 kali Gempa Vulkanik Dangkal, atau 31 kali gempa vulkanik. Kemudian, 31 kali Gempa Tektonik Lokal, serta 56 kali Gempa Tektonik Jauh, total 87 gempa selama periode pemantauan. Keseluruhan, total 123 kali aktivitas kegempaan.

Hadi menjelaskan bahwa hasil evaluasi menyimpulkan adanya eskalasi aktivitas yang perlu direspons dengan peningkatan kewaspadaan.

“Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, maka terhitung mulai 22 November 2025 pukul 06.00 WITA, tingkat aktivitas Gunung Sangeangapi dinaikkan dari Level I menjadi Level II,” tegasnya.

Seiring kenaikan status tersebut, PVMBG mengeluarkan rekomendasi resmi agar masyarakat, pengunjung, dan wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah utama, serta tidak memasuki sektor Timur–Tenggara hingga garis pantai sejauh 6,5 kilometer dari pusat aktivitas gunung.

PVMBG juga meminta masyarakat memantau perkembangan aktivitas gunung api melalui kanal resmi pemerintah.

“Untuk rekomendasi selengkapnya dan untuk mengetahui perkembangan aktivitas Gunung Sangeangapi, masyarakat dapat melihatnya melalui website Badan Geologi, website Magma Indonesia, aplikasi Magma Indonesia di Google Playstore, serta media sosial resmi Badan Geologi (Facebook, YouTube, dan Instagram),” pungkas Hadi. (*)

Alan Ananami

Jurnalis NTBSatu

Berita Terkait

Back to top button