Pemkab Sumbawa Kembangkan 20 Desa B2SA, Perkuat Konsumsi Pangan Lokal
Sumbawa Besar (NTBSatu) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa memperkuat pilar pemanfaatan pangan melalui program Desa B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman).
Tahun ini, Pemkab Sumbawa menjalankan program tersebut di 20 desa yang tersebar pada empat kecamatan yaitu; Lopok, Moyo Hulu, Utan, dan Moyo Hilir.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Sumbawa, Syaihuddin, SP., menjelaskan, Pemkab Sumbawa ingin masyarakat tidak hanya memiliki akses pangan, tetapi juga mampu memproduksi dan mengolah pangan aman secara mandiri.
“Kami mengajak warga menanam sendiri, memelihara sendiri, dan mengolah sendiri bahan pangan lokal. Dengan begitu, mereka tahu betul pangan yang mereka konsumsi aman,” ujarnya kepada NTBSatu, Jumat, 14 November 2025.
Setiap kelompok desa menerima Rp75 juta untuk membangun Demontrasi Plot (Demplot) tanaman pangan. Program ini mendorong pengembangan umbi-umbian, sayuran, buah, dan berbagai komoditas lokal yang selama ini kurang masyarakat konsumsi.
DKP ingin masyarakat tidak bergantung pada satu sumber karbohidrat, khususnya beras. Selain untuk kebutuhan kelompok, hasil panen juga dibagikan kepada warga yang membutuhkan, seperti lansia dan anak-anak stunting. Pola berbagi ini kembali menghidupkan nilai budaya Sasade, yang berarti memberi lebih kepada sesama.
Pemkab Sumbawa juga membangun tiga Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) dengan kapasitas 100 ton di Moyo Hulu dan Utan. Lumbung ini dibekali gudang Rice Milling Unit (RMU) dan modal.
Kelompok masyarakat membeli gabah petani saat panen, menyimpannya, mengolahnya menjadi beras, kemudian menjualnya pada harga yang lebih menguntungkan.
“Keuntungan ini meningkatkan stabilitas pendapatan kelompok dan petani,” ujarnya
DKP Kabupaten Sumbawa juga tengah mempelajari program Stop Boros Pangan untuk meminimalkan food waste. Syaihuddin menyebut, program ini luas dan membutuhkan sosialisasi serta komitmen pimpinan daerah.
Dengan kombinasi Desa B2SA, LPM, dan edukasi pangan, Pemkab Sumbawa membangun ketahanan pangan berbasis komunitas.
“Model ini membuat masyarakat tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen sekaligus pengelola pangan aman dan bergizi,” tambahnya. (*)



