ADVERTORIALLingkungan

Makin Mendunia, Kopi Robusta Lombok Jadi Harapan Baru Ekonomi Petani

Mataram (NTBSatu) – Kopi robusta asal Lombok semakin menarik perhatian pasar internasional. Permintaan dari Eropa, Amerika, Australia, Timur Tengah hingga Asia menunjukkan kopi robusta Lombok memiliki cita rasa khas yang diakui oleh para penikmat kopi dunia.

Namun, peningkatan kualitas dari hulu masih menjadi pekerjaan penting untuk mendukung produksi yang lebih besar dan konsisten. Pelaku kopi lokal, Galung C. K. dari Etnic Coffee Lombok mengungkapkan, upaya peningkatan kualitas harus mulai dari kebun.

“Program-program pengembangan kopi sebenarnya sudah baik, karena dapat membantu petani untuk meningkatkan produksi dan kualitas. Namun, pembenahan di hulu menjadi kunci utama. Kalau hulunya sudah benar, kualitas dan pasar akan mengikuti,” jelas Galung kepada NTBSatu, Sabtu, 8 November 2025.

Menurutnya, kondisi geografis Lombok mendukung pengembangan kopi robusta sebagai komoditas unggulan. Mayoritas lahan perkebunan berada di bawah 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), sehingga cocok untuk varietas robusta. Meski ada wilayah di atas 1.000 mdpl yang bisa ditanami arabika, luasannya tidak mendominasi.

Pelaku Kopi Lombok
Pelaku kopi asal Lombok, Dody Ari Wibowo (kiri) dan Galung C. K. (kanan). Foto: Dokumen pribadi

Saat ini, kopi robusta Rempek menjadi salah satu produk yang paling konsumen minati. Galung menyampaikan, kopi robusta Lombok telah memiliki peminat dari berbagai negara setelah mereka mencoba sampel yang dikirim.

Meski demikian, masih terdapat kendala pada konsistensi kuantitas dan kualitas hasil panen untuk memenuhi permintaan ekspor dalam jumlah besar. Selama ini, kopi robusta Lombok sudah berhasil menembus pasar Korea Selatan, Kanada, dan terbaru Jepang.

“Kopi robusta Lombok ini punya cita rasa yang berbeda dari wilayah lain. Itu penilaian langsung dari pihak luar negeri yang sudah mencoba sampelnya,” ujarnya.

Dalam proses pascapanen hingga penyajian, Etnic Coffee Lombok menggunakan mesin roasting berstandar dengan kapasitas produksi mencapai 1–5 ton per bulan, serta melayani pesanan roasting khusus sesuai kebutuhan konsumen, termasuk kafe dan home brewer.

Dukungan Pemerintah melalui Program Perhutanan Sosial

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB, terus memperkuat pengembangan kopi sebagai salah satu komoditas unggulan daerah.

Sekretaris DLHK NTB, Samsyiah Samad, S.Hut., M.Si., mengatakan, upaya ini menjadi bagian dari Program NTB Lestari Berkelanjutan yang tercantum dalam RPJMD NTB. Terlebih, kopi masuk dalam daftar 38 komoditas prioritas yang memiliki nilai ekonomi dan prospek jangka panjang.

Ia menjelaskan, pengembangan kopi di NTB berada di kawasan hutan melalui skema perhutanan sosial. “Skema ini memberi ruang bagi masyarakat untuk mengelola lahan hutan secara legal dan berkelanjutan, sekaligus menjaga tutupan hutan tetap terjaga,” ungkap Chia, sapaan akrab Sekretaris DLHK NTB, kemarin.

Adapun sejumlah titik pengembangan kopi kini tersebar di berbagai wilayah. Di antaranya, HKm Desa Bentek (Lombok Utara), Kawasan Batulayar dan Senggigi (Lombok Barat).

Selanjutnya, Desa Pakuan di Kecamatan Narmada, Desa Mareje Timur (Lombok Barat), Desa Karang Sidemen melalui kemitraan. Serta, di Desa Batu Dulang dan Brang Rea (Kabupaten Sumbawa).

Rata-rata, setiap lokasi menerapkan pola penanaman kopi sebagai tanaman pagar dengan luas hingga 10 hektare. Pola ini dianggap efektif karena mampu menjaga stabilitas lahan, sekaligus menghasilkan tanaman kopi yang kuat dan bernilai.

Ia menegaskan, dukungan seperti inilah yang perlu berkelanjutan dan tepat sasaran agar manfaatnya benar-benar pertani di lapangan rasakan.

“Kita ingin kopi Lombok bukan hanya dikenal, tapi benar-benar menjadi sumber kesejahteraan bagi para petani dan masyarakat,” tutup Chia. (*)

Berita Terkait

Back to top button