Tiga Calon Rektor Unram Ditetapkan, Prof. Ali Yakin Mendiktisaintek akan Pilih Figur yang Miliki Kapasitas
Mataram (NTBSatu) – Senat Universitas Mataram (Unram), mengusulkan sebanyak tiga calon Rektor periode 2026–2030 kepada Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Republik Indonesia. Tiga rektor yang diusulkan itu menyisihkan dua nama bakal calon rektor lain yang sebelumnya bertarung.
Berdasarkan hasil pemungutan suara Senat Unram, Prof. Dr. Sukardi, S.Pd., M.Pd., memperoleh 34 suara, Prof. Muhamad Ali, S.Pt., M.Si., Ph.D., meraih 16 suara, dan Prof. Dr. Kurniawan, S.H., M.Hum., memperoleh enam suara.
Sementara itu, Prof. Dedy Suhendra, M.Si., Ph.D., memperoleh satu suara dan Prof. Yusron Saadi, S.T., M.Sc., Ph.D., memperoleh dua suara.
“Dengan demikian, tiga peraih suara tertinggi ditetapkan sebagai calon Rektor Unram untuk mengikuti tahapan seleksi berikutnya untuk diusulkan secara resmi kepada Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan dan mekanisme yang berlaku,” ujar Sekretaris Senat Unram sekaligus Pengarah Panitia Pemilihan Rektor Unram, Dr. Muhaimin, S.H., M.Hum., Kamis, 16 Desember 2025.
Tahapan Pemilihan Rektor Unram 2026-2030
Ia mengatakan, proses ini merupakan bagian dari tahapan pemilihan rektor perguruan tinggi negeri yang menjunjung prinsip transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola yang baik. Di mana, seluruh rangkaian proses penyaringan berjalan aman, lancar, dan kondusif sesuai peraturan.
“Tahap selanjutnya, Senat Unram akan menyampaikan tiga dokumen kepada Menteri. Yaitu berita acara penetapan calon, curriculum vitae masing-masing calon, serta dokumen visi, misi, dan program kerja,” jelas Muhaimin.
Pengiriman berkas hasil penyaringan pada 21–24 Desember 2025. Selanjutnya, pemilihan calon Rektor Unram melalui rapat tertutup Senat bersama Menteri atau pejabat yang mewakili pada rentang waktu 2–9 Januari 2026.
Sesuai ketentuan pemilihan rektor perguruan tinggi negeri, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia memiliki hak suara sebesar 35 persen. Sedangkan, Senat Unram memiliki hak suara sebesar 65 persen.
Muhaimin menegaskan, ketiga calon memiliki peluang yang sama untuk terpilih. “Seluruh calon memiliki hak dan kesempatan yang setara. Keputusan akhir berada pada Menteri setelah mempertimbangkan visi, misi, program kerja, serta rekam jejak masing-masing calon,” ungkapnya menegaskan.
Tanggapan Prof. Muhamad Ali
Sementara itu, Calon Rektor yang diusulkan ke Mendiktisaintek, Prof. Muhamad Ali mengaku raihan 16 suara yang diraihnya kali ini, diluar dugaan.
Menurutnya, lonjakan suaranya tersebut lebih pada besarnya harapan guru besar dan civitas akademika Unram yang menghendaki keberhasilan Unram saat ini agar terus dipertahankan oleh figur yang memiliki kapasitas.
“Saya enggak menyangka suara saya melebihi suara Pak Rektor saat pencalonan sebelumnya. Ini bentuk, harapan dan kemajuan agar prestasi Unram saat ini bisa dipertahakan oleh figur yang tepat,” kata Prof. Ali, Senin, 22 Desember 2025.
Dekan Fakultas Peternakan ini menegaskan, apa yang Rektor saat ini lakukan akan ia lanjutkan. Prof. Ali mengaku optimis jika Mendiktisaintek, Brian Yuliarto akan memilih dengan data dan rekam jejak yang jelas para calon rektor.
Terlebih, visinya adalah meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Sehingga, target Presiden Prabowo Subianto agar perguruan tinggi di Indonesia menembus peringkat 100 besar dunia dengan capaian Nobel 20-30 tahun lagi akan terwujud
“Mewujudkan visi Pak Mendiktisaintek, maka Unram harus banyak berkolaboraasi meningkatkan risetnya. InsyaAllah, semua kekuatan Unram akan kita satukan bersama dengan pola kepemimpinan yang kolektif kolegial. Saya yakin dan optimis, Pak Menteri akan memilih berdasakan pertimbangan, pengalaman, dan kapasitasnya,” ungkap Prof. Ali.
Lebih lanjut, ia mengatakan, transformasi menuju daya saing global merupakan keniscayaan agar perguruan tinggi mampu berperan dalam pergaulan akademik internasional. Ia menekankan, pentingnya kolaborasi lintas negara “beyond national interests” melalui kemitraan produktif dengan universitas dunia.
Unram sendiri telah menorehkan berbagai capaian internasional di bidang riset dan inovasi. “Saat ini kita berada di peringkat 19 nasional PTN BLU versi QS Ranking dan peringkat 28 versi Times Higher Education Indonesia,” jelasnya.
Prof. Ali menilai, Unram membutuhkan pemimpin yang memahami arah pendidikan global. Pengalamannya menempuh S3 di Nagoya University dan postdoctoral di luar negeri menjadi bekal untuk memperkuat jejaring akademik internasional.
Rekam Jejak Prof. Muhamad Ali
Selama kariernya, Prof. Ali telah memegang berbagai posisi strategis di Unram, termasuk Ketua LPPM dua periode, Dekan Fakultas Peternakan, serta Ketua Indikator Kinerja Utama (IKU). Hasilnya signifikan: peringkat IKU Unram melesat dari posisi 27 nasional pada 2022 menjadi peringkat 3 nasional PTN BLU pada 2024. Kemudian, peningkatan anggaran BOPTN dari Rp17 miliar menjadi Rp57 miliar.
“Capaian itu menjadi bukti bahwa kerja keras kolektif bisa mengubah peta daya saing kampus,” tegasnya.
Dalam visi ke depan, Prof. Ali menegaskan, perguruan tinggi harus memberi dampak langsung bagi masyarakat, dunia usaha, dan industri. Ia menyoroti pentingnya riset yang berorientasi solusi untuk isu-isu prioritas NTB seperti kemiskinan, ketahanan pangan, dan pariwisata.
“Unram harus menjadi motor inovasi yang mengawal visi NTB Makmur Mendunia,” tegasnya.
Untuk memperluas akses pendidikan, Prof. Ali menggagas transformasi digital dan pembangunan kampus satelit di Lombok Utara dan Sumbawa.
“Sistem pembelajaran akan mengadopsi model blended learning yang memadukan teori di Mataram dengan praktik lapangan (on farm) di daerah. UNESCO menuntut universitas tidak hanya mengajarkan how to know, tetapi juga how to do,” paparnya.
Selain itu, Prof. Ali berencana membuka fakultas baru yang relevan dengan potensi daerah, seperti fakultas kelautan dan perikanan, serta program studi manajemen sumber daya air. Ia menilai, NTB yang merupakan provinsi kepulauan membutuhkan SDM terampil untuk sektor agromaritim dan mitigasi bencana.
Kembangkan Kampus Hijau
Terkait infrastruktur, Prof. Ali menyoroti keterbatasan lahan kampus yang hanya 47 hektare. Ia menggagas pemanfaatan lahan luar kampus untuk kegiatan praktik dan pengembangan University Farm. Sementara itu, pengembangan kampus utama menjadi Science Techno Park dengan Unram Square sebagai etalase inovasi daerah.
“Industri udang, mutiara, lobster, hingga madu akan berkembang. Unram harus mengambil peran utama,” kata Prof. Ali.
Dalam upaya mewujudkan kampus hijau, ia juga mengusulkan parkir terpusat di pinggir kampus. Serta, penggunaan sepeda listrik sebagai transportasi ramah lingkungan di area dalam kampus.
Dengan rekam jejak akademik, pengalaman manajerial, serta jejaring global yang luas, Prof. Ali optimistis dapat membawa Unram menembus panggung internasional.
“Letak geografis Unram sangat strategis sebagai Southeast Gateway Indonesia. Sinergi global ini akan mempercepat terwujudnya Unram berdaya saing dunia,” tutupnya. (*)



