Kota Mataram

Urban Farming Jadi Jurus Kota Mataram Hadapi Krisis Lahan Pertanian

Mataram (NTBSatu) – Laju pembangunan di Kota Mataram membawa konsekuensi serius bagi sektor pertanian. Dinas Pertanian Kota Mataram mencatat, sekitar 280 hektare lahan sawah beralih fungsi dalam beberapa tahun terakhir.

Namun di tengah keterbatasan lahan itu, salah satu inovasi baru yang tengah digencarkan adalah urban farming atau pertanian perkotaan.

Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, Lalu Johari menyebut, urban farming kini menjadi solusi strategis untuk menjaga ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kemandirian warga.

Urban farming adalah cara kita beradaptasi. Dengan lahan makin sempit, setiap ruang bisa kita ubah jadi lahan produktif,” ujarnya, Selasa, 4 November 2025.

Johari mengatakan, penggalakkan urban farming di wilayah Kota Mataram nantinya melibatkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), nelayan, dan masyarakat di seluruh kecamatan.

Pihaknya mendorong warga memanfaatkan pekarangan rumah, atap bangunan (rooftop), hingga lahan kosong untuk menanam cabai, sayur, dan tanaman produktif lainnya.

“Kami nanti akan bersinergi dengan daerah penghasil komoditas, seperti Lombok Timur, untuk menjaga pasokan bahan pangan dan menekan lonjakan harga cabai yang sering memicu inflasi,” ujarnya.

Tak hanya di rumah, urban farming kini menjalar ke sekolah-sekolah. Siswa ikut terlibat dalam kegiatan menanam cabai di pekarangan sekolah, sementara Pemkot Mataram rutin mengadakan lomba pekarangan lestari guna menumbuhkan semangat hijau di lingkungan warga.

Salah satu warga Sekarbela, Muhlis merasakan langsung manfaatnya. “Sekarang ibu-ibu bisa panen sendiri. Cabai tak perlu beli, malah ada yang dijual lagi,” katanya.

Dengan inovasi dan gotong royong, urban farming menjelma menjadi gerakan kolektif warga kota. Bukan sekadar tren, tapi bukti nyata kreativitas bisa mengalahkan keterbatasan lahan.

Urban farming adalah masa depan pertanian Mataram. Dari ruang sempit, kita bisa menciptakan ketahanan pangan,” tutup Johari optimistis. (*)

Berita Terkait

Back to top button