Pendidikan

Pemerintah Pusat Gelontorkan Rp250 Miliar Bangun Sekolah Rakyat di NTB

Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Pusat akan membangun Sekolah Rakyat baru di Gumantar, Lombok Utara, Provinsi NTB. Pembangunannya di atas lahan 6,7 hektare dan menelan anggaran kurang lebih Rp250 miliar.

“Ini sudah masuk lelang dan pembangunanya dari Kementerian PU. Nilainya sekitar kurang lebih Rp250 miliar,” kata Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, Nunung Triningsih, Selasa, 21 Oktober 2025.

Bangunan ini nantinya menjadi pusat Sekolah Rakyat di NTB, untuk semua jenjang dari SD, SMP, hingga SMA. Sekolah ini nanti lengkap dengan berbagai fasilitas. Mulai dari lapangan bola, musala, kantin, asrama, sekolah, laboratorium, dan fasilitas olahraga.

“Makanya semakin dia luas, semakin lengkap sarana dan prasarananya,” ujarnya.

Pembangunan Sekolah Rakyat di Lombok Utara ini, lanjut Nunung, menggunakan sistem multi years. Yaitu pembangunannya nyambung dari tahun ini sampai 2026.

Dalam hal ini Pemprov NTB dan Pemda setempat akan memfasilitasi lahan, termasuk fasilitasi perizinannya serta menyediakan guru dan tenaga pendidiknya.

“Peran Pemprov di situ. Sesuai dengan Inpres Nomor 8,” ujarnya.

Untuk kebutuhan tenaga pendidik, Pemprov NTB masih kekurangan tenaga pendidik yang akan mengajar di Sekolah Rakyat. Saat ini, hanya terdapat lima orang.

“Kalau tenaga kependidikan masih ada yang kurang, seperti guru-gurunya, makanya ini sedang berproses,” katanya.

Target Rampung Tahun Ajaran Baru

Nunung menyampaikan, pembangunan Sekolah Rakyat ini ditargetkan rampung pada tahun ajaran baru nanti. Sehingga, siswa yang saat ini berada di Sekolah Rakyat sementara seperti di Sekolah Rakyat Sentra Paramita akan pindah dan bergabung di Sekolah Rakyat di Gumantar tersebut.

“Siswa Sekolah Rakyat yang ada sekarang ini, bersifat sementara. Kalau yang di Gumantar itu sudah jadi, mereka semua akan dipindahkan ke tempat yang baru nanti,” jelasnya.

Selain di Lombok Utara, Pemprov NTB tengah mengupayakan untuk pembangunan Sekolah Rakyat di Sumbawa, tepatnya di Labuhan Badas dan di Desa Pandai, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima.

“Sebenarnya, pembangunan di dua lokasi itu sudah masuk. Cuma untuk tahap kedua. Pertama ini yang masuk itu di Gumantar dulu,” ungkapnya. (*)

Muhammad Yamin

Jurnalis NTBSatu

Berita Terkait

Back to top button