Seakan tak Terima Ditahan, Nadiem Makarim Teriakan Nama Tuhan di Kejagung

Mataram (NTBSatu) – Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, resmi berstatus tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop berbasis Chromebook.
Penyidik Jampidsus Kejaksaan Agung RI menetapkan Nadiem sebagai tersangka pada Kamis, 4 September 2025.
Pantauan di lapangan memperlihatkan Nadiem keluar dari Gedung Bundar Jampidsus sekitar pukul 16.25 WIB, dengan mengenakan rompi pink. Ekspresi wajahnya terlihat pasrah saat rompi tahanan dipakaikan petugas.
Petugas kemudian menggiring Nadiem menuju mobil tahanan berwarna hijau, untuk membawanya ke Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.
Selama proses tersebut, awak media yang hadir merekam momen saat Nadiem sempat menyampaikan pernyataan singkat.
Dengan suara tegas, Nadiem meminta keluarganya untuk tetap tabah menghadapi cobaan ini. Ia menegaskan, kebenaran akan terungkap pada waktunya.
“Untuk keluarga saya dan empat anak saya, tetap kuat. Allah akan menunjukkan kebenaran. Allah melindungi saya, Allah tahu kebenarannya,” kata Nadiem Makarim dalam video unggahan Kompas TV, yang NTBSatu kutip Sabtu, 6 September 2025.
Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung RI, Nurcahyo Jungkung Madyo, sebelumnya menjelaskan, Nadiem diduga berperan dalam penerbitan aturan yang mengunci spesifikasi Chrome OS, sehingga produk tertentu dari Google lolos dalam proyek pengadaan.
Kasus ini memunculkan perdebatan publik. Sebagian menilai langkah Kejagung tepat, namun ada juga yang menilai Nadiem menjadi korban dari permainan politik.
Di kolom komentar unggahan media sosial, netizen memberikan beragam reaksi. Akun @lereveurnew24 membela, “Pak Nadiem orang baik, banyak siswa terbantu oleh programnya. Semoga kebenaran dan keadilan untuk Pak Nadiem.”
Akun @foong.to menyampaikan keyakinan, “Saya yakin dia korban ke-2 setelah Lembong.” Sedangkan @bayu_26s menuliskan, “Semoga Allah tunjukkan kebenarannya.”
Netizen lain, @hanibahanan, berkomentar, “Pas gini nyebut Allah. Semoga dapat hidayah dan benar-benar kembali kepada Allah.” (*)