Mataram (NTBSatu) – Oknum dosen perguruan tinggi di Kota Mataram inisial RL dilaporkan ke Dit Reskrimum Polda NTB. Dugaannya, ia melakukan pelecehan seksual sesama jenis.
Setidaknya 10 orang telah menjadi korban tenaga pengajar di dua universitas tersebut. Mereka dari kalangan mahasiswa dan alumni. Dan yang melapor RL ke polisi adalah salah seorang mahasiswa jenis kelamin laki-laki.
“Pelapor baru satu orang, yaitu korban pertama. Kemarin sudah lapor ke Polda NTB,” kata perwakilan Koalisi Stop Kekerasan Seksual NTB, Joko Jumadi.
Dugaan LR melecehkan sesama jenis dengan modus mandi suci dan mentransfer ilmu dengan syarat-syarat tertentu. Ia memakai dalil dan ayat-ayat suci. Kejadiannya pada Agustus dan September 2024 lalu.
“Dia (pelaku) menjanjikan akan memberikan ilmu. Untuk menerima ilmu syaratnya dibersihkan kemaluan korban,” ujarnya.
Tim Koalisi Anti Kekerasan Seksual telah memintai keterangan sejumlah korban. Mereka menyebut, terduga pelaku kerap melakukan hal tak senonoh dengan memegang dan memainkan kemaluan korban.
Para korban, sambung Joko, tidak hanya mahasiswa yang RL ajar saja. Ada juga dari luar kampus tempat LR mengajar.
“Ya, megang-megang kemaluan korban,” jelasnya.
Polisi selidiki laporan korban
Dir Reskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat membenarkan adanya laporan pelecehan seksual sesama jenis tersebut. Kasus ini menjadi penyelidikan kepolisian.
“Pelakunya masih sebagai status pengajar dan salah dosen di salah dua universitas,” ucap Syarif.
Tim Subdit IV Dit Reskrimum rencananya akan melakukan olah TKP di salah satu lokasi Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat. Tujuannya untuk mengetahui posisi korban di mana posisi pelakui.
“Di mana saat itu, karena keterangan dari korban bawa dia tidak sendiri di sana. Ada beberapa temannya dan korban lain. Karena korban ini adalah korban yang terakhir,” beber mantan Wakapolersta Mataram.
Informasi awal polisi dapatkan, korban menganggap terduga pelaku memiliki kekuatan spriritual. RL juga merupakan orang yang dihormati dan segani.
“Korban ini kan masih salah satu mahasiswa. Intinya akan kita dalami apakah modusnya kerja kelompok atau sendiri,” katanya.
Syarif mengimbau sipapapun yang merasa menjadi korban oknum dosen di perguruan tinggi Mataram tersebut agar melaporkan ke pihak kepolisian. Ia memastikan keterangan dan identitas korban akan dirahasiakan.
“Kita akan menjamin kerahasiaannya,” jelasnya. (*)