Sumbawa

Stok Daging di Sumbawa Dipastikan Aman Jelang Nataru

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa, menjamin ketersediaan daging sapi dan unggas tetap aman menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Namun, ketersediaan ini diiringi sorotan tajam terhadap peternak ayam lokal yang seringkali merugi besar lantaran ketidakjelasan jalur distribusi hasil panen.

​Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Pengawasan Izin Usaha Peternakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa, Khaidir, S.ST., menjelaskan, alokasi populasi ternak besar di Sumbawa kini melampaui 300.000 ekor, sebuah angka yang memberikan jaminan pasokan daging sapi.

​“Populasi ternak kita di atas 300.000. Sumbawa bahkan masih bisa menyuplai ke luar kabupaten,” ungkapnya, Senin, 15 Desember 2025.

​Kendati stok ternak besar aman, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa memastikan pengawasan kualitas tidak berhenti. Khaidir menegaskan, pihaknya berupaya agar daging bersifat ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).

​Ia merincikan, di setiap Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan kecamatan, terdapat Rumah Potong Hewan (RPH) dan Tempat Pemotongan Hewan (TPH). Petugas khusus, yakni dokter hewan, secara aktif mengawasi seluruh proses pemotongan.

​“Kami selalu berupaya agar daging yang dihasilkan betul-betul bersifat ASUH,” tegasnya.

Terima Keluhan Kelebihan Produksi Ayam

​Khaidir memaparkan, kondisi sektor unggas lokal yang menimbulkan kerugian bagi peternak. Ia menyoroti, adanya keluhan mengenai kelebihan produksi ayam.

​Ia menambahkan, banyak peternak, terutama pengusaha ayam kampung super, memulai usahanya tanpa merencanakan jalur penjualan yang stabil.

​“Biasanya peternak kita itu ujug-ujug dia mengembangkan usaha ayam kampung super misalnya, tetapi dia tidak pernah memikirkan dari awal akan dijual ke mana,” katanya.

​Menjual hasil panen secara besar-besaran menjadi sulit, karena rumah makan sudah memiliki pemasok tetap dan pasar tradisional tidak mampu menyerap dalam jumlah banyak.

​“Akhirnya, itu akan rugi di pakan. Semakin lama dia pelihara di kandangnya, tetap butuh pakan. Akhirnya yang penting jadi duit, dijual rugi,” ungkapnya.

​Selain tantangan peternak lokal, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa juga memaparkan kondisi suplai ayam beku. Untuk mengimbangi kebutuhan pasar, pemerintah mendatangkan daging ayam beku dari Pulau Jawa.

​Pusat penyimpanan (cold storage) di Unter Iwis saat ini mampu menjual hingga 12 ton daging ayam beku per hari. Pihak dinas telah melakukan pengecekan menyeluruh terhadap fasilitas ini dan memastikan, sistem pembuangan limbah serta operasionalnya berjalan lancar.

​Sementara untuk telur, suplai datang dari luar daerah dan proses distribusi langsung dari toko-toko penyalur ke pengecer. Khaidir menekankan, pihaknya akan terus melakukan pendampingan dan pengecekan data untuk membantu peternak lokal menemukan solusi pemasaran yang stabil.

​“Kita selamatkan stok dan kualitas, tapi masyarakat peternak juga harus sadar akan pentingnya perencanaan pasar. Kita harus bersama-sama menyelamatkan usaha peternakan Sumbawa,” jelasnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button