Tim Monev Perizinan Temukan Dapur MBG di Mataram Dipenuhi Lalat dan Bau Busuk
Mataram (NTBSatu) – Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Perizinan Pemerintah Kota Mataram menemukan, kondisi memprihatinkan di sejumlah dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Beberapa dapur masih dipenuhi lalat dan mengeluarkan bau busuk yang menyengat.
Ketua Tim Monev, Hj. Baiq Nelly Kusumawati menyebutkan, dari 32 dapur MBG yang beroperasi di Kota Mataram, lima di antaranya belum memiliki Sertifikat Laik Higienitas dan Sanitasi (SLHS). Temuan ini memicu tim gabungan dari inspektorat, kejaksaan, kepolisian, satpol pp, dan dinas kesehatan untuk turun langsung melakukan inspeksi.
“Kami telah mengingatkan pemilik dapur agar segera memenuhi standar keamanan pangan, termasuk pengelolaan limbah yang menjadi perhatian utama. Para pemilik dapur pun sudah bersedia melakukan perbaikan,” kata Nelly, Minggu, 16 November 2025.
Inspektorat kini menjadi leading sektor untuk mempercepat perizinan, sekaligus memastikan seluruh dapur memenuhi standar keamanan pangan. Masih ada waktu satu bulan bagi dapur yang belum mengantongi SLHS untuk memperbaiki sanitasi dan mengurus izin.
Dalam inspeksi ke dapur Turida dan BTN Sweta, tim Monev menemukan sejumlah masalah serius yang menunda penerbitan SLHS. Beberapa penjamah makanan belum memiliki sertifikat pelatihan, padahal minimal 50 persen harus terlatih. Standar kebersihan pribadi dan penggunaan alas kaki dapur juga masih perlu diperbaiki.
Selain itu, tim mencatat lantai dapur kotor, percikan minyak licin, penyimpanan peralatan tanpa alas, sirkulasi udara buruk, dan yang paling mengkhawatirkan, saluran pembuangan limbah cair langsung mengalir ke selokan. “Limbah yang tidak terlokalisir berpotensi mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan,” ujar Nelly.
Berdampak pada Penebitan SLHS
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Mataram, I Gusti Bagus Bagiayasa menegaskan, dengan kondisi tersebut SLHS belum dapat diterbitkan. Ia menekankan pentingnya percepatan perbaikan untuk menghindari risiko keamanan pangan, menyusul kasus keracunan massal di daerah lain.
Meski lima dapur masih bermasalah, dua dapur yang sebelumnya bermasalah di Karang Pule, Pagutan Barat, dan Majapahit telah menindaklanjuti semua catatan perbaikan dan segera menerima SLHS. Enam dapur lainnya masih menunggu progres perbaikan.
Asisten Pengelola Dapur, Rahman mengatakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti semua catatan tim Monev, termasuk sanitasi dan pengelolaan limbah. “Kami baru sebulan beroperasi, perbaikan dan pengurusan izin akan selesai dalam waktu dekat,” katanya. (*)



