Daerah NTB

Kisah Putri Karimah, Lulusan Cumlaude yang Jadikan STKIP Tamsis Bima Sebagai Rumah Kedua Keluarganya

Mataram (NTBSatu) – Di antara ratusan toga merah yang memenuhi Auditorium Sudirman pada Wisuda Angkatan XXI STKIP Taman Siswa (Tamsis) Bima, Sabtu (1/11/2025), satu nama menjadi sorotan.

Ia adalah Putri Karimah, mahasiswi Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi (PTI). Lulus dengan predikat cumlaude dan IPK nyaris sempurna, 3,96.

Namun, di balik prestasi akademik itu, tersimpan kisah keluarga yang hangat dan penuh makna. Tentang bagaimana STKIP Tamsis Bima menjadi rumah kedua bagi mereka.

Putri Karimah adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ketiganya adalah mahasiswa STKIP Taman Siswa Bima. Kakaknya merupakan alumni Prodi PTI, adiknya kini duduk di semester VII di prodi yang sama, dan sang ibu, Aisyah, S.Pd., adalah alumnus Prodi Pendidikan Sejarah kampus yang sama. Kampus merah ini benar-benar menjadi bagian dari keluarga mereka.

“Bisa dibilang, keluarga kami sudah besar di Taman Siswa. Ibu dulu kuliah di sini, sekarang giliran kami tiga bersaudara juga menempuh pendidikan di sini,” tutur Putri tersenyum.

Pulang karena Pandemi, Menemukan Jalan Baru

Perjalanan akademik Putri tak selalu mulus. Setelah lulus dari MAN 1 Kota Bima pada 2019, ia sempat berkuliah di UIN Malang jurusan Hukum Tata Negara melalui jalur undangan SPAN-PTKIN. Tapi pandemi Covid-19 mengubah segalanya.

“Waktu itu semua kuliah daring. Ibu saya menyarankan pulang saja, lanjut di STKIP Taman Siswa Bima. Katanya lebih baik kuliah dekat keluarga, bisa fokus,” kenangnya.

Keputusan “pulang kampung” itu justru menjadi titik balik. Di kampus yang pernah melahirkan ibunya, potensi Putri mekar sepenuhnya. Ia bukan hanya berprestasi di kelas, tetapi juga dikenal aktif, cerdas, dan produktif.

Darah Pendidik dan Jejak Prestasi Sejak Dini

Putri lahir dari keluarga sederhana yang sarat nilai pendidikan. Ayahnya, M. Saleh, adalah petani bawang merah di Desa Sakuru, Kecamatan Monta. Ibunya, Aisyah seorang guru ASN di Kabupaten Bima.

“Saya besar di lingkungan guru. Ibu, bibi, dan beberapa saudara juga guru. Dari kecil saya sudah ingin menjadi pendidik,” sebutnya.

Prestasi akademiknya konsisten. Sejak di MAN 1 Kota Bima, ia langganan juara kelas dan pernah menjabat Wakil Ketua OSIS (2017–2018). Saat SMP, Putri tercatat meraih nilai UN tertinggi di SMPN 4 Monta, serta menyabet Juara 2 OSN Kota Bima dan Juara KSM tingkat kota bidang Geografi.

Di kampus, Putri langsung mencuri perhatian sejak awal. Ia terpilih sebagai Mahasiswa Terbaik PKKMB 2021, aktif di berbagai organisasi, dan menjadi duta STKIP Tamsis dalam program nasional Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di Universitas Mulawarman, Samarinda. Ia juga pernah menjuarai Lomba Pidato Bahasa Inggris tingkat nasional yang digelar IAIM Bima.

Multitalenta: Dari Admin, Editor, hingga Content Creator

Di sela kesibukan kuliah, Putri belajar mandiri. Ia sempat bekerja sebagai Admin CV Marwah Berkah Bersama, perusahaan pakan ikan di Woha. Setelah itu, ia mencoba peruntungan sebagai editor berita freelance di portal Katamedia.id dan Habanusantara.com.

“Awalnya iseng aja. Tapi ternyata seru juga jadi editor. Banyak belajar gaya penulisan berita,” kelakarnya.

Kini, menjelang wisuda, Putri menekuni hobi barunya: menjadi content creator. Ia rutin mengunggah percakapan Bahasa Inggris dengan orang asing di media sosial untuk melatih kemampuan komunikasinya.

Meski baru menuntaskan studi sarjana, Putri sudah menatap masa depan dengan jelas. Ia berencana mendaftar Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan 2025, sambil berburu beasiswa S2. Termasuk LPDP atau peluang dari lembaga pendidikan lainnya.

“Kalau pun belum dapat beasiswa, saya tetap lanjut S2. Karena cita-cita saya jadi dosen,” tegasnya mantap.

Sebut STKIP Tamsis sebagai Rumah yang Menumbuhkan

Kisah Putri Karimah menjadi potret kecil dari bagaimana STKIP Taman Siswa Bima bukan sekadar kampus, melainkan ruang tumbuh bagi keluarga dan generasi. Di balik toga dan IPK tinggi, ada cerita tentang cinta, perjuangan, dan kesetiaan terhadap akar pendidikan di tanah kelahiran.

Kampus yang dulu menjadi titik awal ibunya kini menjadi tempat berlabuh anak-anaknya. Melanjutkan mimpi, menanam ilmu, dan menumbuhkan harapan.

“STKIP Taman Siswa Bima bukan hanya tempat kuliah. Ini rumah kami. Rumah yang mengajarkan arti ilmu dan ketulusan,” kata Putri lirih. (*)

Berita Terkait

Back to top button