Ekonomi Bisnis

Alasan Ekonomi Maluku Utara Melesat Ketimbang NTB Berkat Pertambangan

Mataram (NTBSatu) – Provinsi Maluku Utara mencatat prestasi gemilang, dalam laporan pertumbuhan ekonomi nasional kuartal II tahun 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Maluku Utara melonjak hingga 32,09 persen (year-on-year) dan menempatkannya di posisi teratas secara nasional.

Sementara itu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) justru tertinggal jauh dengan pertumbuhan hanya 0,82 persen, berada di peringkat kedua terbawah. Perbedaan ini menunjukkan kesenjangan besar antara dua daerah dengan potensi sumber daya alam serupa, terutama di sektor pertambangan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara, Dwi Putra Indrawan menyebutkan, meskipun pertumbuhan ekonomi Maluku Utara menurun dari 34,41 persen pada triwulan sebelumnya, daerah tersebut tetap memegang rekor tertinggi secara nasional.

Menurut Dwi, capaian ini mencerminkan kemampuan Maluku Utara dalam memanfaatkan potensi tambang secara maksimal melalui strategi hilirisasi mineral dan penguatan kawasan industri.

Sebaliknya, NTB justru menghadapi tekanan besar karena sektor pertambangan mengalami penurunan drastis hingga minus 29,93 persen. Kondisi tersebut menekan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTB, sebab sektor tambang masih menjadi penopang utama ekonomi daerah itu.

Hilirisasi Jadi Kunci Maluku Utara Tumbuh Lebih Cepat dari NTB

Keberhasilan ekonomi Maluku Utara tidak terlepas dari strategi hilirisasi dan investasi besar di sektor tambang. Dua kawasan industri besar, yakni Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) dan Weda Bay Nickel (WBN) menjadi penggerak utama pertumbuhan sejak beroperasi 2018.

Dwi Putra Indrawan menegaskan, kehadiran dua kawasan industri ini menciptakan efek domino yang kuat bagi berbagai sektor ekonomi masyarakat.

“Kehadiran IWIP dan WBN juga memicu pertumbuhan berbagai sektor usaha. Mulai dari akomodasi, kuliner, hiburan, hingga jasa perbengkelan dan laundry dampaknya langsung dirasakan masyarakat sekitar,” ungkap Dwi, mengutip Kompas.com, Kamis, 16 Oktober 2025.

IWIP dan WBN kini menyerap puluhan ribu tenaga kerja, dengan sekitar 75 persen pekerja berasal dari Maluku Utara. Peningkatan ini membuat aktivitas ekonomi tidak hanya berkembang di tingkat provinsi, tetapi juga merata hingga ke tingkat kabupaten.

Contohnya, Kabupaten Halmahera Tengah, sebagai pusat kegiatan industri tambang dan pengolahan mineral. Pertumbuhan ekonominya mencatatkan hingga 60,77 persen pada periode yang sama.

Angka ini menjadikan Halmahera Tengah sebagai salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Indonesia. Capaian ini membuktikan hilirisasi mineral mampu menciptakan efek berantai terhadap sektor produktif lain.

Strategi tersebut menjadikan Maluku Utara sebagai contoh nyata keberhasilan dalam mengelola potensi alam. Sekaligus menjadi pelajaran penting bagi NTB, untuk mempercepat hilirisasi industri tambang dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (*)

Berita Terkait

Back to top button