Bupati Jarot Ungkap Alasan Tidak Lantik Adiknya Jadi Kadis Dikbud Sumbawa

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP., angkat bicara mengenai polemik mutasi pejabat eselon II. Khususnya soal adik kandungnya, Muliyono, S.Pd., yang tidak dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud), meskipun masuk tiga besar hasil seleksi terbuka.
Jarot -sapaan Bupati Sumbawa- menegaskan, ia tidak akan memaksakan penempatan kepada siapa pun yang menurutnya belum memiliki kapasitas cukup. Bahkan, jika itu adalah keluarganya sendiri termasuk adiknya.
“Saya tidak mau memaksakan, walaupun itu keluarga saya, adik saya. Kalau memang ada sesuatu yang belum capable (mampu, red) untuk itu, ya jangan dipaksakan,” ujarnya kepada wartawan, Rabu, 1 Oktober 2025.
Dari hasil seleksi terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kabupaten Sumbawa, banyak yang menyebut Muliyono, S.Pd., sebagai calon terkuat. Ia memenuhi syarat administrasi, kepangkatan, hingga relevan secara disiplin ilmu.
Namun, statusnya sebagai adik kandung bupati sempat memunculkan spekulasi publik mengenai kemungkinan konflik kepentingan.
Selain Muliyono, dua nama lain yang masuk tiga besar adalah Budi Sastrawan, S.IP., M.Si., dan Sudarli, S.Pt., M.Si.
Dari ketiganya, Budi Sastrawan yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayan dan Kabag Pemerintahan Setda Sumbawa, terpilih sebagai Kadis.
Mengenai apakah keputusan tersebut menunjukkan penundaan atau bahkan penolakan terhadap adiknya sendiri, Bupati Jarot menolak menyebutnya sebagai “mutasi tertunda”. Baginya, keputusan tersebut murni berdasarkan penilaian kompetensi.
“Saya tidak mau katakan tertunda. Selama dia belum memenuhi secara capable, ya tidak bisa,” tegas Jarot. (*)