Waspada Potensi Banjir Rob, BPBD Kota Mataram Siaga di Dua Wilayah

Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Kota Mataram melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), menyiagakan dua posko darurat untuk mengantisipasi potensi banjir rob yang diperkirakan terjadi hingga 13 September 2025.
Plt. Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram, Ahmad Muzaki mengatakan, posko siaga buka di Bintaro dan Mapak Tanjung Karang. Pihaknya memilih dua lokasi tersebut karena rawan terdampak gelombang pasang tinggi.
“Posko akan stand by 24 jam selama seminggu ke depan, sampai 13 September. Pemkot Mataram juga menyiapkan piket bersama OPD terkait,” ujar Muzaki, Senin, 8 September 2025.
Menurutnya, kewaspadaan ini penting mengingat kawasan pesisir Ampenan dan Sekarbela berisiko mengalami banjir rob akibat fenomena pasang air laut maksimum pengaruh posisi bulan dan matahari.
“Laporan sementara masih landai, tapi kita tetap siaga. Tahun sebelumnya, hempasan badai pasang bisa mencapai tiga meter dan masuk hingga ke pemukiman warga. Seperti di Bintaro, Pondok Prasi, dan Kampung Melayu,” jelasnya.
Sementara itu, BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid juga mengeluarkan peringatan dini banjir rob untuk wilayah pesisir Lombok dan Bima sejak tanggal 7 hingga 13 September 2025.
Perkiraannya, tinggi gelombang di perairan Lembar mencapai 4–6 meter dengan pasang maksimum lebih dari 1,8 meter.
BMKG menyebut, sejumlah wilayah berpotensi terdampak banjir rob. Di Pulau Lombok, kawasan pesisir yang berisiko meliputi Ampenan, Sekarbela, Gerung, Lembar, Pemenang, Jerowaru, dan Labuhan Lombok.
Di Pulau Sumbawa, potensi terdampak ada di Sumbawa dan Labuhan Badas. Sementara di Kabupaten Bima meliputi Palibelo, Woha, Bolo, Langgudu, Soromandi, Sape, Rasanae Barat, Hu’u, dan Asakota.
Kepala Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, Satria Topan Primadi menegaskan, masyarakat di sekitar pesisir, bantaran sungai, serta daerah rendah harus tetap waspada.
“Kami mengimbau warga untuk siaga mengantisipasi dampak pasang air laut maksimum yang dapat menimbulkan banjir rob. Waspada sejak dini akan jauh lebih baik dibanding menunggu hingga kondisi memburuk,” ujarnya. (*)