Sirkuit Mandalika, dari Balapan Dunia hingga Penggerak Ekonomi Masyarakat

Penyerapan Tenaga Kerja Lokal
Menurut Priandhi, penyelenggaraan event internasional juga menyerap banyak tenaga kerja lokal. Untuk MotoGP misalnya, MGPA merekrut 2.500–2.750 volunteer, dengan 90 persen berasal dari putra-putri NTB. Rekrutmen ini dilakukan mulai dari kawasan KEK Mandalika, meluas ke Lombok Tengah, Mataram, hingga seluruh NTB.
“Dengan cara ini, masyarakat lokal benar-benar menjadi bagian dari event internasional. Mereka tidak hanya menonton, tetapi ikut serta dalam operasional sirkuit. Inilah bentuk pemberdayaan yang nyata,” ujar Priandhi Satria.
Tiket Gratis untuk Masyarakat
Menariknya, MGPA memutuskan untuk menggratiskan tiket ARRC bagi masyarakat. Dari Grandstand hingga Green Gate, penonton bisa masuk tanpa biaya. Tujuannya adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat Lombok untuk merasakan langsung atmosfer balapan dunia.
“Selama ini mereka hanya bisa menonton dari televisi, tapi di Mandalika bisa merasakan suara motor yang menggelegar, melihat langsung pembalap. Bahkan berinteraksi dengan mereka. Ini pengalaman yang membekas, sekaligus menumbuhkan kebanggaan,” tutur Samsul Purba.
Langkah ini bukan tanpa manfaat ekonomi. Kehadiran ribuan penonton lokal memicu aktivitas perdagangan di sekitar sirkuit, dari pedagang makanan, minuman, hingga cendera mata. Semuanya ikut merasakan berkah dari membludaknya penonton.
KEK Mandalika Bukan Hanya Motorsport
Priandhi Satria menegaskan, EK Mandalika bukan hanya untuk motorsport, melainkan juga membuka peluang usaha yang lebih luas. Restoran, hotel, hingga pusat kuliner mendapat keuntungan dari status KEK, terutama dalam hal insentif impor bahan habis pakai yang dibebaskan dari bea.
“KEK ini membuat harga produk lebih kompetitif, sehingga daya tarik Mandalika semakin besar bagi wisatawan asing. Jadi, keberadaannya sungguh sangat membantu perkembangan usaha dan mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat,” kata Priandhi Satria.
Mandalika sebagai Ikon Sport Tourism Indonesia
Kombinasi antara olahraga dan pariwisata menjadikan Mandalika sebagai ikon sport tourism Indonesia. Dengan kalender event internasional yang padat, sinergi pemerintah, ITDC, MGPA, dan masyarakat lokal, Mandalika diproyeksikan akan terus menjadi destinasi unggulan yang menyatukan hiburan, prestasi olahraga, dan kesejahteraan masyarakat.
“ARRC dan berbagai event lain di Mandalika bukan hanya tentang pembalap dan balapan, tetapi juga tentang masyarakat yang ikut tumbuh bersama Mandalika,” tegas Samsul Purba.
Sementara, Priandhi Satria menutup dengan optimisme, “Dampaknya sangat nyata. Masyarakat lokal merasakan langsung manfaat dari keberadaan sirkuit. Inilah bukti bahwa olahraga bisa menjadibsalah satu motor pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya. (*)