Lonjakan Wisata Agustus, Okupansi Hotel Kuta Mandalika Tembus 90 Persen

Mataram (NTBSatu) – Menemukan kamar kosong di Kuta Mandalika pada Agustus ini ibarat mencari kursi kosong di tribun MotoGP pada menit-menit akhir. Nyaris ludes. Tentu saja, para pemilik dan pengelola hotel full senyum.
Hampir semua kamar di Kuta Mandalika sudah terisi. Wisatawan datang silih berganti, memacu denyut industri perhotelan.
Data Mandalika Hotel Association (MHA) mencatat rata-rata okupansi hotel di kawasan ini menembus 90 persen, angka yang mencerminkan kuatnya denyut pariwisata di jantung Nusa Tenggara Barat.
Sekretaris MHA, Rata Wijaya, mengakui kondisi ini menjadi kabar baik bagi industri perhotelan.
“Tahun ini okupansi kami sangat stabil. Bahkan di Agustus ini, rata-rata di angka 90 persen. Ini menunjukkan Mandalika semakin kuat posisinya sebagai destinasi unggulan,” ujarnya, pada NTBSatu, Selasa, 12 Agustus 2025.
MHA menaungi 3.100 kamar dari 71 properti dengan total 3.000 karyawan, di mana 70 persen merupakan tenaga lokal. Tingginya okupansi tak lepas dari efek event internasional seperti MotoGP Mandalika 2024, yang mendorong tingkat hunian hotel di kawasan inti hingga 80–95 persen selama balapan.
Montana Hotel, misalnya, hari ini mencatatkan okupansi 95,16 persen, dengan 59 dari 62 kamar terisi penuh.

“High season tahun ini terasa berbeda. Ada empat balapan yang menghidupkan kawasan, dan puncaknya akan terjadi di akhir bulan,” kata Retnowati, reservasi dan e-commerce assistant manager Montana Hotel.
Pentingnya Jaga Kebersihan
Meski geliat ekonomi juga terasa di restoran, pertunjukan musik, dan UMKM sekitar sirkuit. Para pelaku usaha menilai ada pekerjaan rumah yang tak boleh terabaikan, yaitu kebersihan, pengelolaan sampah, dan perbaikan drainase.
“Kami ingin kebersihan dan ketertiban tetap jadi prioritas. Sampah harus tertangani, dan perbaikan drainase supaya citra Mandalika tetap terjaga,” ujar Retno.

Gelaran MotoGP Mandalika 2024 yang berlangsung 27–29 September lalu dihadiri lebih dari 120.000 penonton. Melampaui capaian 2023 (102.929) dan 2022 (102.801).
Event ini diperkirakan memberi multiplier effect hingga Rp 4,8 triliun bagi perekonomian nasional. (*)