Viral Pendaki Mancanegara Pakai Bikini di Rinjani, BTNGR: Bisa Jadi TO Lalai atau Turis Sengaja Abaikan Aturan

Mataram (NTBSatu) – Sebuah video memperlihatkan pendaki mancanegara mandi di pemandian air panas jalur Torean, tepatnya di bawah Gua Susu Gunung Rinjani, Lombok, NTB, menuai sorotan publik.
Video itu merekam wisatawan asing yang berendam di kawasan Gunung Rinjani dengan pakaian bikini.
Fenomena itu memicu reaksi keras dari warganet, yang menilai seharusnya pendaki menghormati budaya lokal dengan berpakaian sopan. Terlebih, Gunung Rinjani memiliki nilai sakral bagi masyarakat setempat.
Video di akun Instagram @rinjaniindonesia lima hari lalu itu sudah dibagikan lebih dari 7.000 kali. Hingga Rabu, 20 Agustus 2025, unggahan tersebut berhasil meraih 24 ribu lebih tanda suka dan ratusan komentar.
Sebagian besar warganet mengecam tindakan pendaki mancanegara tersebut, karena menganggap tidak menghargai norma adat yang berlaku di kawasan wisata Rinjani.
“Mereka harus menghargai budaya Indonesia, setidaknya menggunakan pakaian renang yang sopan karena memang ada,” tulis salah satu pengguna, @atikasari_winaya.
Penjelasan BTNGR

Menanggapi hal ini, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman memberikan penjelasan terkait viralnya video tersebut.
Ia menegaskan bahwa sebelum melakukan pendakian, setiap pendaki mancanegara maupun domestik sudah mendapatkan pengarahan mengenai aturan pendakian.
“Sebelum melakukan kunjungan pendakian sudah dilakukan briefing terkait keamanan pendakian dan sopan santun. Serta, menghormati adat istiadat, agama, dan budaya masyarakat terutama dalam hal berpakaian,” ungkap Yarman kepada NTBSatu, Rabu, 20 Agustus 2025
Menurut Yarman, para turis asing yang terlihat berpakaian minim biasanya menggunakan jasa Trekking Organizer (TO).
Dalam kasus ini, ia menduga penjelasan mengenai etika berpakaian tidak tersampaikan dengan baik oleh pihak TO, atau bisa saja para wisatawan sudah mendapat penjelasan tetapi sengaja mengabaikannya.
“Bila masih ada yang tidak mematuhi berarti kemungkinan TO-nya tidak menjelaskan kepada tamunya, atau ada juga kemungkinan tamunya sudah mendapat penjelasan tetapi tidak mau mengikuti,” jelasnya.
Yarman menambahkan, seluruh aturan tertuang dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) Pendakian Gunung Rinjani. SOP tersebut mewajibkan setiap pendaki menghormati kearifan lokal, termasuk kewajiban TO menyampaikan aturan kepada tamunya.
BTNGR juga sudah melakukan sosialisasi secara langsung kepada pelaku wisata maupun melalui media sosial mengenai SOP Pendakian Gunung Rinjani. (*)