Pemkot Mataram Tata Makam Bintaro Jadi Ikon Destinasi Wisata Religi

Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram merespons cepat aspirasi warga terkait penataan Makam Bintaro, di Kecamatan Ampenan. Salah satu situs pemakaman yang dikeramatkan itu segera ditata ulang agar lebih aman, nyaman, dan layak dikunjungi wisatawan.
Wali Kota Mataram, H. Mohan Roliskana menegaskan, komitmen pemerintah untuk merealisasikan penataan area makam tersebut, khususnya di bagian pintu masuk dan fasilitas pendukung lainnya.
“Saya pikir tidak terlalu sulit, tinggal ditinggikan dan dilebarkan gapuranya,” ujarnya, Selasa, 24 Juni 2025.
Pintu Terlalu Kecil, Bus Wisata Sulit Masuk
Salah satu keluhan utama dari masyarakat dan pengunjung adalah akses masuk yang sempit, membuat bus-bus besar kesulitan bermanuver di sekitar lokasi.
Alhasil, wisatawan harus turun jauh dari lokasi makam dan berjalan kaki melewati kepadatan lalu lintas.
“Kalau tidak salah, sudah dua kali saya diingatkan soal ini. Bus besar sulit masuk saat ada rombongan ziarah. Ini harus segera kita atasi,” jelas Mohan.
Penataan bukan hanya soal gerbang. Pemerintah juga menyiapkan penambahan fasilitas pendukung seperti area parkir yang lebih luas, toilet umum, musala, serta monumen informasi sejarah tokoh-tokoh yang dimakamkan di Bintaro.
“Kita ingin Makam Bintaro ini tidak hanya jadi tempat ziarah, tapi juga pusat edukasi sejarah. Makanya kami siapkan narasi dan informasi sejarah yang menarik dan berbasis kearifan lokal,” ujar Mohan.
Desain perencanaan kawasan makam telah rampung, dan anggaran akan disiapkan dalam waktu dekat. Proyek ini akan melibatkan Dinas Pariwisata sebagai pelaksana teknis.
Wisata Religi Potensial, Pengunjung Terus Bertambah
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, Cahya Samudra mengungkapkan, jumlah pengunjung Makam Bintaro terus meningkat. Tidak hanya dari dalam kota, tapi juga dari luar daerah hingga mancanegara.
“Karena itu, akses masuk, parkir, toilet, musala, hingga narasi sejarah sangat penting. Semua itu untuk membangun pengalaman ziarah yang bermakna,” jelas Cahya.
Ia menambahkan, pembangunan narasi sejarah yang kuat akan menumbuhkan kebanggaan, semangat pengelolaan, serta daya tarik tersendiri bagi wisatawan religi. (*)