Mataram (NTBSatu) – Museum Negeri NTB telah menyelesaikan kajian koleksinya tentang salah satu kebudayaan yang ada di Sumbawa, yaitu situs Ai Renung. Kajian itu dilaksanakan bulan Juni 2023 lalu.
Dalam rangka menguatkan hasil kajian koleksi itu, Seksi Pengkajian dan Perawatan Museum Negeri NTB melaksanakan kegiatan diskusi bertajuk “Tinggalan Purbakala Ai Renung”, Selasa, 17 Oktober 2023.
Sebanyak 25 orang peserta hadir dalam diskusi yang dilaksanakan di Istana Dalam Loka, Sumbawa. Mulai dari Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Sumbawa, Pamong Budaya, Karyawan UPT Museum Kabupaten Sumbawa, Mahasiswa Prodi Ilmu Sejarah Universitas Teknologi Sumbawa, Kepala Desa Batu Tering, serta Juru Pelihara Situs Ai Renung dan Istana Dalam Loka.
Kepala Museum Negeri NTB, Ahmad Nuralam, S.H., MH., yang diwakili oleh Plt. Seksi Pengkajian dan Perawatan, Itsna Hadi Saptiawan menyampaikan, kegiatan diskusi Museum ini merupakan salah satu kegiatan rutin dalam hal pengelolaan koleksi di Museum Negeri NTB.
“Sehingga tujuan dari diskusi museum ini adalah untuk kami memaparkan eksisting koleksi museum, melengkapi informasi terkait koleksi tersebut dari masyarakat, kemudian merumuskan konsep pengembangan pengelolaan koleksi tersebut di masa depan,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, bahwa diskusi kali ini merupakan yang ke-6 setelah sebelumnya dilaksanakan secara lokal di Aula Museum Negeri NTB di Mataram.
“Untuk yang ke-6 ini kami laksanakan di Kabupaten Sumbawa karena diskusi ini menjadi rangkaian dari Museum Keliling,” terangnya.
Pada sesi diskusi, Kepala Bidang Kebudayaan Kabupaten Sumbawa, Aminuddin ST, MT, memaparkan, tiga poin terkait pengelolaan situs yakni pengertian, peluang dan tantangan, serta peran museum.
“Jadi peran museum ini yaitu perihal kemampuan museum untuk mengelola potensi sejarah yang ada pada situs untuk dikembangkan agar bernilai ekonomi bagi masyarakat”, paparnya.
Selanjutnya, Penanggung jawab kajian Museum Negeri NTB, Bunyamin, SS, M.Hum, menerangkan, bahwa ada sejumlah informasi baru berdasarkan analisis sosial budaya terhadap situs Ai Renung. Di antaranya adalah tipologi sarkofagus, posisi mayat, makna simbolik relief, serta upacara sedekah orong sebagai simbol rasa syukur dan harapan akan hasil panen yang melimpah.
“Jadi ada sejumlah tipe sarkofagus yang mempunyai pola penguburan mayat dan tata cara penguburan”, ungkapnya. (JEF/*)