Pariwisata

Wisatawan Tinggal Lebih Lama, Pariwisata NTB Makin Moncer

Mataram (NTBSatu) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB menyampaikan, Rata-rata Lama Menginap (RLM) di hotel bintang maupun non bintang, mengalami kenaikan.

Hotel bintang mencatatkan RLM sebesar 1,89 hari, naik 0,25 hari dibandingkan Januari. Sementara hotel non bintang tercatat 1,62 hari, naik 0,16 hari.

“Kenaikan ini menunjukkan, meskipun ada perbedaan dalam tingkat hunian, wisatawan cenderung menikmati lebih lama masa tinggal mereka di Lombok. Terlepas dari jenis akomodasi yang mereka pilih,” ujar Kepala BPS Provinsi NTB, Wahyudin, Selasa, 4 Februari 2025.

Kemudian, berdasarkan data BPS, sektor wisata mancanegara menunjukkan pertumbuhan signifikan dengan kedatangan 7.748 wisman melalui Bandara Internasional Lombok. Jumlahnya meningkat 56,27 persen dibandingkan Januari 2024.

Malaysia, Cina, dan Singapura menjadi negara dengan kunjungan tertinggi.

Namun, meskipun ada peningkatan jumlah wisatawan internasional, sektor hotel bintang harus berhadapan dengan kenyataan. Mereka harus lebih kompetitif untuk memanfaatkan kesempatan ini.

Menurut Adiyasa, seorang pelaku wisata lokal, menyoroti peningkatan jumlah wisman. Sementara realitanya, minat masyarakat untuk menginap hotel bintang masih kalah bersaing dengan penginapan non bintang.

“Wisatawan mancanegara yang datang ke Lombok lebih memilih penginapan yang tidak hanya murah. Tetapi juga memiliki akses mudah dan pengalaman yang lebih autentik,” ujarnya.

Maka dari itu, ia menyebut hotel bintang harus meningkatkan kualitas pelayanan dan memperkenalkan penawaran menarik untuk menarik lebih banyak wisman.

Tantangan Pengelola Hotel Bintang

Secara keseluruhan, data BPS terhadap TPK Hotel di Februari 2024 menunjukkan ketidakseimbangan yang perlu mendapat perhatian serius.

Sektor hotel bintang yang mengalami penurunan TPK meskipun sektor ini seharusnya menjadi andalan pariwisata Lombok, perlu segera melakukan evaluasi mendalam dan perbaikan dalam hal pemasaran, fasilitas. Serta, penyesuaian harga yang lebih realistis.

Pada sisi lain, sektor hotel non bintang yang menunjukkan pertumbuhan signifikan seharusnya menjadi peluang bagi pengembangan pariwisata berbasis ekonomi lokal yang lebih inklusif.

“NTB memiliki potensi yang besar, tetapi untuk mempertahankan pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan, sinergi antara hotel bintang dan non bintang. Serta, kebijakan yang mendukung ekosistem pariwisata yang lebih merata, sangat dibutuhkan,” ujar Kepala BPS Provinsi NTB, Wahyudin.

Ke depan, para pelaku usaha hotel harus lebih kreatif dalam menawarkan paket menarik yang mampu memikat wisatawan, tanpa mengabaikan kualitas dan aksesibilitas yang mereka tawarkan. (*)

Show More

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button